"Ia bisa datang kembali kapan saja. Ia membawa 'Dangerous Attraction'..." akhirnya Emily buka suara, lirih dan tak mau memandang lawan bicaranya.
"Earth..." geram Sky, "besok kami berulangtahun dan ia tentunya merencanakan sesuatu dengan pedang itu. Dikiranya ia akan menggenapi nubuatan ayah kami..."
"Segeralah kembali, karena di puri tentunya akan terjadi sesuatu yang jauh lebih buruk dari kemarin-kemarin, dan besok akan menjadi puncaknya." Emily memperingatkan.
"Astaga. Ya, Ocean sendirian di sana sekarang, Hannah kemarin kubuang di Lorong Bawah Tanah dengan maksud 'menyingkirkannya tanpa membunuhnya dengan tanganku sendiri' dan ia 'kembali bersama Lilian'. Entah bagaimana sekarang..."
"Sebaiknya kau segera kembali."
"Emily, aku hanya ingin berterus terang satu hal saja kepadamu." Sky mendekat, berusaha meraih dagu Emily. Dan ia seolah ingin mencium gadis itu, mendekatkan wajah ke pipinya.
"A, a, apaaa?" Emily merasa risih, karena Sky belum pernah menyentuhnya seintim ini sebelumnya.
"Aku mencintaimu. Aku yang terakhir, cobalah mencintaiku!"
Emily bergidik. Ia tak pernah menduga, kembar tampan kedua yang biasanya bersahabat dan tak pernah bersikap di luar batas-batas pertemanan yang wajar.
"Astaga, Sky. Kumohon, aku belum bisa.." gadis itu membuang muka. Tentu saja ia tak bisa berkata apa-apa, karena jika Ocean dan Earth saja belum bisa ia terima, apalagi Sky yang sebelumnya belum pernah bersikap romantis.
"Demi kau akan kulakukan apa saja. Aku berjanji akan menjadi yang terbaik dari antara semua saudaraku. Aku pergi, namun akan segera kembali!"