Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 115)

23 Mei 2023   13:19 Diperbarui: 23 Mei 2023   17:22 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Mereka sedang menjarah..."

Tubuh Rani lemas, nyaris putus asa. Ia merasa rombongannya kini terpacak atau terkepung.
Korban-korban Octagon jauh lebih banyak kali ini, mungkin puluhan? Kami jelas kalah jumlah. Kami takkan bisa melawan mereka meski berdua puluh dan bersenjata lengkap! Orion, apa yang harus kulakukan? Akankah hidupku berakhir malam ini? Masih dapatkah aku pulang dan berjumpa lagi denganmu?

***

Orion berusaha masuk ke area kamp Edward Bennet, sayangnya petugas-petugas rekrutan mereka sendiri langsung mencegatnya.

"Tuan Delucas, maaf, malam-malam begini, Anda mau ke mana?"

"Aku ingin bertemu dengan Rev. Bennet. Ini sangat penting."


"Sayang sekali, beliau sedang tidak ada di sini. Bapak pendeta pemimpin kami sedang berada di main mansion untuk bicara dengan istri Anda."

Orion tak ingin berbantah, memilih untuk mengalah meski kecurigaannya makin bertambah. Uh, aku semakin yakin, ada hal lain yang diinginkan pendeta palsu ini dari Rose selain suaka dan logistik gratis di kompleks ini. Apakah ia berusaha 'menjaga rahasia mereka' atau sebaliknya, memecah belah kami semua?

Orion kembali ke main mansion. Tetapi ia tak langsung masuk ke lobi. Pintu ganda ternyata tak tertutup rapat sehingga percakapan di dalam ruang muka itu terdengar dari luar. Suara seorang pria! Edward? Pemuda itu segera mencuri dengar.

"Lady Delucas, saya datang membawa pengakuan yang sangat menyedihkan. Semoga Tuhan mengampuni dosa-dosaku ini. Saya ingin mengaku bertanggung jawab penuh atas semua tragedi yang terjadi malam ini!"

(bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun