Mohon tunggu...
Wiselovehope
Wiselovehope Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cinta Terakhir Sang Bangsawan (Novel Romansa Thriller Apocalypse Episode 8)

6 Februari 2023   09:42 Diperbarui: 6 Februari 2023   10:20 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi dokumentasi pribadi

Orion masih berdiri sendirian di beranda itu. Ia masih teringat benar pada kejadian beberapa saat yang lalu.

Lady Rosemary kerap menggodanya. Sebagai istrinya yang sah, tentu saja wanita itu tak bersalah jika berusaha menggoda dan memikat suaminya dengan segala cara. Tubuh wanita itu memang masih kencang, langsing dan sintal walau sudah memasuki usia empat puluhan. Sebagai pria muda yang tertarik kepada lawan jenis, Orion tentu saja ingin mencoba untuk membuktikan diri. Mungkin lebih seperti tantangan, sebuah pemenuhan kebutuhan fisik belaka. Seperti yang sering dilakukan pria manapun di seluruh dunia, dengan atau tanpa partner. Sangat alami, sangat masuk akal.

Namun tanpa cinta, Orion merasa mustahil dirinya bisa bersama dengan siapapun. Ia seorang pemuda penurut dan pendiam yang tadinya menurut saja pada kemauan sang ibu. Ia baru saja kembali dari Everlondon, seorang pianis yang sukses dan mulai populer. Tetapi tiba-tiba saja ibunya memintanya kembali ke Chestertown dan mengajukan permohonan mendadak yang tak dapat ia tolak, walaupun ia sangat tak setuju!

Rani, maafkan aku, tapi mengapa kehadiranmu di tempat ini membuatku sedikit menyesal pada keputusan yang kuambil? Andaikan bisa kuputar balik waktu, akan kutolak mentah-mentah permintaan absurd ibuku untuk menikahi Lady Rosemary Delucas! Namun jika aku tak berada di sini, juga mungkin aku takkan pernah mengenalmu! Ah, betapa malangnya diriku! Orion bermonolog dalam sepi.

Ia sungguh sudah tak tahan lagi! Segera menghambur masuk, pergi ke sebuah kamar pribadi yang memang disediakan baginya ketika ia tak dibutuhkan oleh Lady Rosemary. Dilepaskannya semua yang melekat pada tubuh, lalu dinyalakannya keran shower air hangat.

Mandi malam mungkin bisa meredakan sedikit gejolak yang sudah ia pendam-pendam dan tahan-tahan semenjak malam pernikahannya. Ia selalu batal melakukan hal yang sesungguhnya dengan Rose, hingga istrinya menjadi sangat marah. Ia sudah memandang dan mulai hafal dengan setiap inci dan milimeter kulit dan lekuk tubuh Rose, namun ia tak bisa melakukan lebih dari sekadar pelukan, ciuman hingga percumbuan.

"Maaf, Lady Rose, aku harus bisa mencintaimu dulu! Kita baru beberapa hari saling kenal, masih terlalu dini, jadi maaf, aku belum bisa bercinta denganmu!" Demikian Orion pernah katakan pada malam pertama mereka.

"Apakah tubuhku kurang menarik bagimu? Atau jangan-jangan, kau hanya menginginkan hartaku saja, sama seperti bedebah itu, ayah kandung Leon dan Grace? Cih, Orion, tidak bisa! Kau akan memilikiku, dan aku akan memilikimu!" Lady Rose berkeras hati, "Aku menikahimu karena aku ingin merasakan sekali lagi cinta sejati seorang pria! Ternyata kau, yang kuanggap pantas untuk mendampingiku, belum bisa! Baiklah, akan kuberi kau kesempatan sekali lagi. Awas saja jika selama sebulan ini kau tak mencoba untuk betul-betul jatuh cinta kepadaku!"

Ancaman serta godaan Lady Rose selama beberapa malam ini juga belum bisa membuat Orion jatuh cinta. Pemuda tampan nan malang itu hingga kini masih belum bisa, hingga akhirnya, dini hari ini sudah tak dapat ditahan-tahannya lebih lama lagi.

Diambilnya sabun mandi cair, lalu dilakukannya semua sendiri keinginan purbanya di bawah kucuran air hangat shower yang mengalir deras dan halus...

Hingga semua rasa itu tuntas, sebentuk kenikmatan dan kelegaan untuk sementara, keluar dari bagian terpribadi dirinya dan menyatu bersama aliran sisa sabun mandi, masuk ke dalam saluran pembuangan.

Rani, jadilah obyek imajinasiku... Maafkan aku, mungkin sekali ini saja, sekali... ini... saja!

***

Sementara di kamarnya sendiri, Rani terduduk di atas ranjangnya. Ia merasa aneh sendiri. Masih terbayang-bayang tubuh kedua majikannya nyaris bersatu di peraduan. Hanya saja sang suami undur diri. Amarah Lady Rose terhadap Orion sangat mengerikan. Wanita kaya itu seperti nenek sihir di dunia nyata, tak peduli seberapa pun cantik dan awet muda.

"Tempat ini mungkin surga sekaligus nerakaku. Aku tak tahu bagaimana harus bersikap. Kurasa, bagaimanapun Orion harus kujauhi. Perlahan-lahan. Ya, aku harus menjaga jarak!" Demikian Rani bertekad.

Tak lama, Rani terjatuh kembali ke dalam alam mimpi.

Kali ini, ia kembali terdampar di Viabata. Hanya saja, mayat-mayat hidup itu masih belum dapat menjangkaunya.

"Rani, aku di sini! Cepat, kita pergi dari sini!"

Ia berpaling, menemukan tokoh baru dalam mimpi kali ini!

"Orion?"

"Ya, ini aku! Hurry, this way! Come to me!"

"They're so scary! Mereka akan segera menggigitku dan mencabik-cabikku!"

"Jangan khawatir, aku ada di sini dan aku siap menolongmu!"

"Tapi aku takut kepada Lady Rose, istrimu! Dia ada di mana? Tidakkah kau ingin menyelamatkannya? Dia akan marah besar jika kau memilihku dan tidak memilih dirinya serta anak-anaknya!"

"Biarkan saja, mereka bisa mengurus diri mereka sendiri!"

"Tetapi, Orion, ini semua..."

(Bersambung)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun