Mohon tunggu...
Wiselovehope aka Poetvocator
Wiselovehope aka Poetvocator Mohon Tunggu... Novelis - Desainer Komvis dan Penulis Lepas. Unik, orisinal, menulis dari hati.

aka Julianti D. ~ Instagram: @wiselovehope Https://linktr.ee/wiselovehope Https://pimedia.id/wiselovehope Email: wiselovehope@gmail.com Akun Opinia: Julianti Dewi (Wiselovehope) Akun Tiktok: juliantiwiselovehope Akun X:@wiselovehope Akun Threads: @wiselovehope

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

The Prince & I (26): Sang Pangeran & Aku (preview)

20 Januari 2021   07:15 Diperbarui: 25 Maret 2021   12:46 200
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Koleksi karya @wiselovehope

Mengapa Putri Chelsea bisa hadir di sini? Bukannya aku yang berhak menikmati kencan makan malam ini, walaupun tidak seenak yang kubayangkan sebelumnya?

"Pangeran Rey, kau sangat baik mengundangku juga malam ini. Jadi tak enak nih, uh, dengan Putri Zoy," Putri Chelsea pura-pura mengedipkan mata berkali-kali ke arah Joy tanpa memandangnya langsung, dengan nada suara minta maaf yang terlalu dibuat-buat.

"Ingin mengenang masa lalu kita di sekolah saja, serunya kisah teman-teman kita." Rey malah tertawa sedikit meledek Joy, seakan berpihak pada lawan Joy sekarang.

Lalu selama setengah jam, Rey malah asyik bernostalgia dengan tamu keduanya, dan mendiamkan Joy, yang duduk sendirian di ujung meja tanpa ingin nimbrung sepatah katapun. Kelihatan sekali, Chelsea yang menguasai meja Rey malam ini.

"Maaf sekali. Aku permisi dulu, bila Yang Mulia mengizinkan. Aku sudah merasa lelah. Sampai jumpa di babak final besok, Pangeran Rey, Putri Chelsea." Pamit Joy sambil berusaha tersenyum dan mengangguk sopan.

"Tung..gu.." Rey berusaha menahannya. Tapi terlambat, Joy sudah pergi.

"Ayolah, Pangeran Rey, yuk lanjutkan obrolan kita," Chelsea tersenyum lebar kesenangan, merasa di atas angin. Dipegangnya erat lengan jas Pangeran Rey.

Uh. Tadi aku hanya bermaksud mengetes Joy. Ternyata ia masih cemburuan juga denganku. Bagus sih. Tapi sekarang terpaksa aku terjebak dengan cewek membosankan ini. - sesal Rey seorang diri dalam hati.

Malam itu Joy putuskan ia lebih baik menghibur dirinya sendiri, berjalan-jalan di taman bunga mawar di bawah sinar bulan purnama.

Rey sengaja atau apa sih, apakah ia tak tahu rivalku itu tertawa dalam hati kesenangan sementara aku pergi sambil mati-matian berjuang menahan cemburu yang hampir meledak-ledak dalam dadaku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun