Mohon tunggu...
Randita Amalia
Randita Amalia Mohon Tunggu... Perintis Mimpi

Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Memulai

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Terlalu Nggak Enakan Bisa Bikin Lelah Mental!

19 Oktober 2025   10:05 Diperbarui: 19 Oktober 2025   10:05 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Ilustrasi dibuat oleh penulis melalui Canva

Pernahkah kamu bilang "nggak apa-apa kok" padahal sebenarnya kamu tersinggung? Atau menerima permintaan tolong padahal sedang lelah luar biasa? Kalau iya, bisa jadi kamu termasuk tipe orang yang nggak enakan --- orang yang sulit menolak, takut bikin orang lain kecewa, atau merasa bersalah kalau berkata "tidak."

Sekilas, sifat ini terdengar mulia. Dunia memang butuh lebih banyak orang yang sopan, peduli, dan peka terhadap perasaan orang lain. Tapi kalau terus-terusan mengalah demi menjaga hati orang lain, lama-lama kamu bisa kehilangan kendali atas diri sendiri. Karena faktanya, jadi orang yang selalu "nggak enakan" bisa terasa melelahkan---secara emosional maupun mental.

Sisi Positif: Dunia Memang Butuh Orang yang Peka

Menjadi orang yang nggak enakan punya nilai sosial yang besar. Mereka biasanya pandai membaca situasi, menghormati batas orang lain, dan menjaga keharmonisan hubungan. Dalam pertemanan, pekerjaan, bahkan keluarga, kehadiran mereka membuat suasana lebih damai dan minim konflik.

Selain itu, mereka juga memiliki empati tinggi. Mereka bisa menempatkan diri, memahami perasaan orang lain, dan sering menjadi tempat curhat yang menenangkan. Di tengah lingkungan yang makin individualistis, punya sifat seperti ini bisa dibilang langka dan berharga.

Sisi Negatif: Ketika Kebaikan Jadi Beban

Masalahnya muncul ketika rasa nggak enakan berubah jadi kebiasaan mengorbankan diri sendiri. Demi menjaga perasaan orang lain, kamu mungkin menahan pendapat, menyetujui hal yang tidak kamu mau, atau memikul tanggung jawab yang bukan milikmu.

Dalam jangka panjang, perilaku ini bisa memunculkan rasa lelah, stres, bahkan kehilangan jati diri. Kamu jadi terlalu sibuk membuat orang lain bahagia sampai lupa menanyakan, "Aku sendiri bahagia nggak, ya?"

Lebih buruk lagi, sifat ini bisa dimanfaatkan oleh orang lain. Tidak semua orang akan menghargai kebaikanmu. Ada yang justru melihat kelembutanmu sebagai celah untuk memanfaatkan tanpa rasa bersalah.

Belajar Menjadi Baik Tanpa Menyakiti Diri Sendiri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun