Mohon tunggu...
R Hady Syahputra Tambunan
R Hady Syahputra Tambunan Mohon Tunggu... Sales - Karyawan Swasta

Pemerhati Politik Sosial Budaya. Pengikut Gerakan Akal Sehat. GOPAY/WA: 081271510000 Ex.relawan BaraJP / KAWAL PEMILU / JASMEV

Selanjutnya

Tutup

Politik

Hati-Hati dengan Mei, Soeharto "The Most Powerful" Itupun Lengser

15 Mei 2019   22:26 Diperbarui: 16 Mei 2019   00:15 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri: #PowerRangers😁

Sejarah hanya milik pemenang kawan... Jadilah pemenang karena menang itu indah. Bagaimana anda tahu bahwa kata2 penulis tidak hanya sekedar pemanis artikel untuk tujuan romantisme melankolis nan indah di kolom komentar?

Baiklah, ikuti imajinasi penulis. May 98 minimal puluhan ribu mahasiswa bergerak merangsek gedung DPR/MPR RI yang saat itu memang sudah di Senayan tempatnya. Mahasiswa dan Elemen Pemuda yang tanpa kenal takut sepertinya sudah tidak sabar lagi pada kondisi yang dialami negara.

Tentara sebagai penentu nasib tahta Soeharto lah sebagai pemegang kunci yang menentukan. Dimulai reaksi atas demonstrasi dengan tindakan refresif dan keras, nyawa melayang dari sisi mahasiswa. Tambah ramai, protes tambah keras, ratusan ribu massa malah mengepung Objek vital negara.

Se...andainya. Soeharto keukeh masih ingin berkuasa. Apa yang dapat kita bayangkan. Bila saja pembisik Soeharto saat itu meyakinkan juragan: "Jangan mundur pak Jenderal Besar Soeharto, puluhan ribu perusuh itu tidak mewakili ratusan juta jiwa rakyat anda. Kita hadapi saja pak".

Andai pula Jendral2 saat itu tidak berkelompok bayangkan pula hasil akhir kisah 98 di kurikulum anak kita hari ini. Jelas jaman sekarang bukan jaman Reformasi. Gerakan 98 itu pasti disebut 'makar', 'Gerakan Pengacau Keamanan'. Belum lagi cap yang diberikan para sejarawan dan politikus penjilat penguasa. 

Lihat saja revolusi kemerdekaaan tahun 1945, pemenangnya lah yang menciptakan sejarah negara. Bila saat itu Belanda menang melawan Jepang lalu Jepang tidak kalah melawan Sekutu, bisa jadi Soekarno dkk tidak tercatat sebagai pahlawan yang dieluk2an.  

Mungkin juga ada rasa bosan karena 32 kali lebaran dijaman kekuasaan Soeharto sudah terlalu lama. Pemerintahan dengan corak militeristik sebagai bagian sejarah Soeharto yang memang Jenderal Angkatan Darat itu mewarnai puluhan tahun kehidupan bangsa.

Namun ternyata tidak banyak gejolak berarti. Golkar ditangan, dukungan penuh Fraksi ABRI sebagai kaki tangan kekuasaan dengan dwifungsi ABRInya, Jendral2 loyal nan gagah memberikade kekuasaannya sehingga menciptakan kestabilan politik yang terbilang lama. 

Dambaan Soeharto benar kondisi itu, dia cukup membangun bangsa terus menerus, menciptakan pangan dan BBM murah. Tak ada peluang untuk anda yang punya tampang oposisi. Semisal FPI dipastikan tidak akan ada, karena Ulama semuanya sudah dikontrol dan ceramah mereka biasanya lembut2 dan memuja penguasa.

Tiada yang abadi di dunia ini. Begitu kata begawan sastra. Jaman jadul Romawi sudah memberikan contoh pada kita, betapa ratusan tahun menguasai dunia. Menyebarkan Agama Nasrani, aksara romawi, seni perang, pemerintahan parlemen-senator. Sekarang Romawi kuno itu tersisa hanya Italia saja karena Bizantium telah dimilik nenek Erdogan dari penaklukannya dahulu sampai dengan sekarang.

Krisis moneter internasional yang tidak hanya melanda Indonesia rupanya dialami pula negara2 lain di seluruh dunia. Cuma mungkin Pak Harto saja unlucky saat itu. Soeharto ketimpa dampak krisis ekonomi dunia. Soal ketidakadilan itu klise dan hanya ada di seminar tertutup. Semua tak berarti bila rakyat aman akan perutnya, atau tidak ada gejolak yang luar biasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun