Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mantan Guru • S1 Bahasa dan Sastra Indonesia • Bergiat di Kembara Rimba dan Salam Semesta • Warga Gg. Mangga Garis Lurus

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jalan Basah

15 November 2017   11:48 Diperbarui: 23 November 2017   22:05 437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pinimg.com

kita sedang mengapung di jalan basah. anak-anak tumbuh kayak bunga, akarnya menjerat teks-teks buku pelajaran dan menunjukkan dirinya buat apa mereka berkembang di atas air, membayangkan kesedihan di masa depan, sementara hujan membanjiri sebuah taman. orang tua kita duduk menunggu kereta api, kayak kucing yang waspada tertidur di tengah kabut. buat menghangatkan diri dari momen ini, kita membakar banyak jejak dari ratusan kalender saja, duduk di bawah jam dinding yang hancur. sementara di luar sana mendung lagi mengudap biji bunga matahari dan meneguk air mata anak-anak dan orang tua kita.

harusnya kecemasan ini nggak dijadikan jawaban atas pertanyaan ceritakan momen Anda, tapi kepala kita adalah perpustakan yang berantakan. itulah sebabnya kita diwarisi begitu banyak topeng; meskipun kita nggak peduli, tapi kita tahu banyak, sesuatu yang seperti, "Tersenyumlah padaku sambil marah, kita sama-sama lapar dan ketakutan sebab jalanan ini kelewat panjang dan suara kita melengking kayak kereta api, apakah kita kereta api, siapa yang bikin stasiun di ujung sana, kita sudah tahu, tapi nggak begitu kenal karena suara kota ini berisik banget!"

besok kita kena hujan lagi, jalan ini semakin basah saja. kita mendesing ke mana-mana. kabut melayang di atas kepala anak-anak dan bunga. orang tua kita tersenyum dalam keramaian yang bisu, sambil merasa ngantuk dan beku, kita berjalan terus mendoakan mereka. sementara di ujung sana lampu yang terang belum dinyalakan.

Bks, 114917

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun