Mohon tunggu...
Gilang Ramadhan
Gilang Ramadhan Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mantan Guru • S1 Bahasa dan Sastra Indonesia • Bergiat di Kembara Rimba dan Salam Semesta • Warga Gg. Mangga Garis Lurus

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan dan Sakit

14 November 2017   22:54 Diperbarui: 14 November 2017   23:03 723
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar: pinimg.com

hujan memenuhi muka jendela di dekat wajah itu. malam hari, bisa jadi, dalam mimpi yang tumpah ke planet ini, kamu temukan seseorang yang membawa obor, yang tubuhnya ditumbuhi lumut di antara gedung dan apartemen yang rapuh. seperti lampu di tengah kabut, ia kabur. hujan di depan matamu mematikan obornya. segalanya akan hilang jika kau bangun tidur.

cermin hancur di dalam kamarnya. beri ia kopi. setelah itu, mungkin kau dapat menyaksikan hujan lain yang lebih lembap dari taman tundra.

sekarang ia sibuk melihat bunga, kemudian membayangkan apa yang terjadi setelah bunga kecil itu tenggelam dan kehilangan keberadaannya di planet ini. ia menggambarnya di jendela, bukan di kertas, tapi di kaca, yang bening, dan bicara pada dirinya sendiri; mungkin aku, lucu juga. susu yang belum diteguk itu kehilangan warna putihnya.

di luar sana, hujan mengapung dan berjatuhan di antara orang-orang yang telanjang, sementara ia mendengar suaranya sendiri mengetuk-ngetuk cermin, melontarkan banyak ingatan. bulan sakit, tidur kebingungan mencari sebuah kamar.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun