Dermaga ini dikenal juga sebagai "Prasasti Tangga Jamban / Toa Pekong Air" yang diabadikan dalam prasasti yang ditulis dengan aksara Mandarin.
Toa Pekong Air, menjadi tempat di mana masyarakat Cina Benteng melakukan ritual Fang Shen dan melepas ikan di sungai untuk membuang sial.
Tangga Jamban juga menjadi tempat dimana warga dapat menyaksikan lomba perahu naga Peh Cun yang tahun ini akan diadakan pada tanggal 31 mei 2025.
Sejarah Peh Cun
Sejarah Peh Cun terkuak, ada kisah sedih dan penghormatan dari keturunan etnis Tionghoa yang merindukan sosoknya. Ronaldi menceritakan sejarah kenapa ada festival Peh Cun.
Festival ini dirayakan tiap tahunnya pada tanggal 5 bulan 5 dengan penanggalan Imlek. penghormatan ini telah berumur ribuan tahun. Perayaan dari festival ini dengan mengadakan lomba dayung perahu naga, menangkap bebek dan makan bakcang.
Perahu dan Peh Cun amat berhubungan erat. Peh Cun terdiri dari dua kata yakni “Peh” dan “Cun”. Dimana “Peh” memiliki arti dayung atau mendayung, sedangkan “Cun” artinya adalah perahu. Hingga akhirnya Peh Cun didefinisikan sebagai sebuah tradisi lomba perahu.
Peh Cun sejatinya tradisi masyarakat Tionghoa untuk menghormati meninggalnya seorang bangsawan Perdana Menteri yang sangat dicintai rakyat bernama Qu Yuan (pada zaman Dinasti Chu tahun 340SM).
Qu Yuan merupakan sosok yang reformis dan setia, dirinya juga dikenal sebagai sastrawan, salah-satu karyanya "Li Sao" yang berisi kritik terhadap korupsi dan ketidakadilan di negaranya.