Investasi hijau saat ini mulai populer di negara-negara maju. Salah-satu opsi solusi cerdas Indonesia maju melalui Investasi Hijau dengan implementasi Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap.
"Peningkatan instrumen dan investasi hijau dapat memainkan peran penting untuk mendorong kemajuan menuju ekonomi yang berkelanjutan dan hijau, serta untuk mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif," tegas Perry Warjiyo, Gubenur Bank Indonesia dalam Side Event Presidensi G20 Indonesia di Jakarta, Jumat (18/2/2022).
Krisis iklim menjadi salah-satu topik bahasan forum G20 yang melihat peradaban manusia sudah terlalu besar menggunakan energi fosil. Manusia sejak revolusi industri mengeksploitasi alam dan lingkungan hingga tak mampu lagi menyerap residu akibat aktivitas nya sendiri.
Presidensi G20 2022 Indonesia Memberi Dampak Ekonomi dan KeuanganÂ
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Jumat (15/7) saat forum G20 mengatakan bahwa Investasi hijau dari luar negeri akan beralih ke negara-negara yang sudah siap.
Tambahnya, Bank Indonesia saat ini tengah mendorong sektor keuangan, perbankan dan pasar keuangan untuk memberikan pembiayaan ke sektor hijau.
Juda Agung berpesan bahwa jika tidak dimulai transisi dari sekarang, sektor keuangan Indonesia akan terlambat, bahkan bisa sangat signifikan bila sampai menghambat kinerja ekspor Indonesia.
Tidak hanya Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung, ternyata Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia juga sangat concern dengan investasi hijau.
Menteri Investasi Indonesia ini berani menyebut terjadinya ketimpangan dalam aliran investasi hijau antara negara maju dengan negara berkembang.