Pertama, menurunkan intensitas emisi Gas Rumah Kaca (GRK) untuk produknya, ini karena intensitas emisi GRK dari listrik PLN sangat tinggi dan membuat produk industri kurang kompetitif jika dihitung emisinya.
Kedua, penghematan biaya energi listrik. PLTS Atap memangkas 20% hingga 30% pembelian listrik dari PLN. Dari segi biaya, PLTS Atap lewat skema leasing selama 15-20 tahun bisa 15-20% lebih rendah daripada tarif industri.
__
Penggunaan energi fosil yang menghasilkan emisi karbon sebagai pembangkit listrik masih tinggi. Patut diketahui, emisi karbon yang dihasilkan oleh energi fosil mencapai 1,24 ton CO2 per MegaWatt (MW).
Peralihan penggunaan energi fosil menjadi Energi Baru Terbarukan (EBT) salah satunya PLTS Atap, perlu segera di implementasikan di banyak sektor.
Hal ini guna melepaskan penggunaan energi fosil dan membantu dunia untuk menekan laju pemanasan global. Investasi hijau akan berdampak Indonesia Maju
Investasi hijau yang menjadi concern Bank Indonesia menjadi salah-satu topik bahasan G20, dimana Indonesia menjadi Presidensi G20.Â
Peningkatkan efisiensi energi melalui penggunaan EBT akan dapat mengurangi jejak karbon yang diterima masyarakat, pelaku industri dan bisnis.
Selain menghemat biaya, instalasi PLTS Atap juga dapat menjadi solusi dalam menghasilkan energi bersih dan menekan percepatan perubahan iklim.Â
**