Pekerjaan setiap studi tersebut bila dikerjakan tidak oleh masing-masing studi yang terjadi seperti senjata api laras panjang sniper yang seharusnya diisi oleh peluru laras panjang sniper tetapi diisi oleh peluru pistol (laras pendek ) atau senapan mesin yang berakibat bisa menembak tetapi tidak mengenai target.
Promosi kesehatan rumah sakit lebih kepada pemberian edukasi kesehatan kepada masyarakat rumah sakit sedangkan marketing bagaimana menjual produk rumah sakit secara tertarget dan memiliki jangka waktu, advertising dengan membuat iklan, dan public relation ialah membangun komunikasi dan kepercayaan baik kedalam maupun keluar sehingga menimbulkan hubungan timbal balik.
_
PKRS Tidak Hanya Sekedar Buang-Buang Uang
Selama ini Promosi Kesehatan Rumah Sakit jarang dilirik oleh pengelola Rumah Sakit baik itu Rumah Sakit Swasta maupun Pemerintah. Program Promosi Kesehatan acapkali hanya dianggap buang-buang uang dan tidak memberi income atau sisi bisnis bagi Rumah Sakit.
Memang untuk beberapa Program Promosi Kesehatan membutuhkkan biaya yang tidak sedikit dalam membuat media komunikasi seperti Video Edukasi, Brosur, leaflet, Poster, BookChart, dll. Biaya juga dibutuhkan untuk membayar tenaga professional dalam pembuatan media tersebut agar menarik dan mudah diterima oleh masyarakat.
Media-media komunikasi tersebut digunakan untuk membantu proses penyuluhan kesehatan atau penyebaran informasi kesehatan bagi masyarakat rumah sakit. Acapkali hal ini menjadi batu sandungan dalam program Promosi Kesehatan.
Program Promosi Kesehatan Rumah Sakit dianggap tidak menghasilkan imbal balik dari sisi keuangan bagi pihak manajemen rumah sakit. Yang menjadi batu sandungan bila manajemen rumah sakit menghubungkan pengeluaran biaya untuk Program Promosi Kesehatan Rumah Sakit yang harus ada timbal balik terhadap sisi bisnis Rumah Sakit secara nyata.
Bila ditarik garis lurus antara PKRS dengan Sisi Bisnis mempunyai keterkaitan. PKRS merupakan bentuk layanan sosial yang diberikan rumah sakit tetapi apabila Program PKRS berjalan dengan baik maka menimbulkan efek berlanjut yaitu timbulnya citra positif (pencitraan).
Diharapkan citra positif ini mengakibatkan promosi gratis soft selling dari mulut ke mulut yg ujungnya peningkatan jumlah kunjungan pasien di setiap unit layanan RS dan akhirnya peningkatan income di semua layanan / instalasi.
Dampak positif bagi institusi / Rumah Sakit adalah peningkatan citra dan income tapi patut di ingat tidak bisa instan perlu waktu, proses dan perlunya program dijalankan secara berkesinambungan. Keterkaitan ini yang acap kali tidak dilihat sebagai nilai positif dari sisi bisnis.