Kekebalan Tank Terbang
Sovyet atau Rusia mampu menggabungkan kemampuan antara helikopter angkut dengan helikopter serbu. Hind merupakan contoh nyata. Bahkan kemampuannya pun teruji di medan perang. Layaknya APC (Armored Personel Carier), Hind mampu melindungi dan membawa pasukan infantri ke tujuan. sedangkan Hind dapat berperan sebagai MBT (Main Battle Tank) yang memiliki persenjataan yang menghancurkan musuh.
Jika Hind melakukan peran sebagai tank terbang, kompartemen kargo berubah fungsi menjadi tempat amunisi cadangan atau sel bahan bakar. Pada saat pertempuran, Hind untuk efektifitas medan tempur bisa mengisi persenjataan dibelakang garis depan . Lalu, tank terbang ini dapat bermanuver kembali mencari sasaran. Helikopter yang ukurannya lebih kecil dari pesawat angkut dapat bermanuver lebih lincah sekaligus dapat memberikan perlindungan bagi infantri yang sedang berada di landing zone.
Sebagai tank terbang, Hind maupun variannya memiliki kompartemen kargo yang mampu membawa delapan pasukan dengan peralatan lengkap. Pasukan didalamnya tidak perlu khawatir, kompartemen pasukan ini sepenuhnya dilindungi plat baja yang didesign dengan sistem modular alias bisa lepas pasang.Â
Kokpit sang tank terbang yaitu kokpit tandem yang dilindungi lapisan bahan anti peluru. Urusan perlindungan bagi penerbang, kokpit dilindungi lapisan baja titanium dan kaca khusus kevlar yang mampu menahan terjangan senapan mesin 12.7 mm. Selain itu juga memberikan perlindungan dalam perang Nubika (Nuklir, Biologi, dan Kimia). Kemampuan ini sudah dibuktikan ketika varian G-1 diterbangkan untuk mengumpulkan sampel udara dalam musibah kebocoran reaktor nuklir Chernobyl tahun 1986.
Penciuman Krokodil From The East
Sebutan Krokodil memang  tidak sepopuler Hind, Tank Terbang dan Kereta Perang iblis. Apabila dilihat ketika muncong helikopter kebawah dalam posisi menyerang, bentuknya terlihat sangar dan menyeramkan bagaikan buaya. Ugly War Machines bisa dibilang itu kenapa dijuluki Kereta Perang iblis. Ada julukan lain pula yang kurang populer yaitu "glass" dikarenakan kaca rata yang menelilingi tiga tempat di kokpit.
Buaya ini memiliki teknologi Low Light Television (LLTV), laserrange finder dan forward looking infra red (FLIR) dimana sensornya terletak didagu sebelah kiri. Pada dagu sebelah kanan terdapat sensor Raduga-F SACLOS (Semi Active Command Line of Sight) ntuk mengendalikan rudal Falaga-P.
Untuk mengenali dan mengendus musuh terpasang antena IFF yang menempel di kokpit gunner. Untuk varian yang lebih baru seperti yang dimiliki Indonesia terdapat sistem digital PNK-24 dan display LCD multifungsi, serta Geofizika ONV1 Night Vision Googles (NVG). Sistem FLIR sudah menggunakan Urals Optical & Mechanical Plant GEOS-342 TV/FLIR.