Di tengah gempuran tren kuliner yang terus berputar, sebuah kedai es krim di Yogyakarta berhasil mencuri perhatian khususnya di kalangan Generasi Z. Mengusung nama unik "17's Ice Cream," tempat ini bukan hanya menawarkan kelezatan yang menyegarkan, tetapi juga sebuah experience unik yang relatable bagi generasi Z dan tentunya instagramable.Bukan hanya Sekadar Pelepas Dahaga
Mungkin kalian bertanya-tanya, angka 17 itu merujuk pada apa? Usut punya usut, nama ini terinspirasi dari Remaja 17 tahun yang mempunyai semangat dan rasa ingin mencoba hal baru yang tinggi. Namun, di balik kesederhanaan namanya, tersembunyi sebuah konsep bisnis yang diracik dengan matang oleh dua anak muda kreatif: Kak Zaky, dengan latar belakang Mahasiswa Magister Manajemen UGM dengan berbagai pengalaman di dunia Event Organizer dan Food and Beverage (F&B), serta Kak Angga, alumni UGM yang mempunyai keahlian dan ketertarikan di bidang perkopian.
Berawal dari hobi dan tugas kuliah yang berujung pada ketertarikan mendalam pada industri F&B, Kak Zaky dan Kak Angga memberanikan diri untuk membuka kedai es krim. Pertimbangan matang meliputi target konsumen yang mayoritas adalah mahasiswa dan anak muda, pemilihan lokasi yang strategis di sekitar kampus, hingga perhitungan budget yang efisien. Siapa sangka, modal awal untuk membangun kedai ini bahkan tak lebih mahal dari sebuah Iphone 15 keluaran terbaru, Sebuah bukti bahwa ide kreatif dan eksekusi yang jitu bisa mengalahkan keterbatasan.
Menelusuri Lebih Dalam tentang Perjalanan, Produk, dan Ambisi 17's Ice Cream Tim kami berkesempatan untuk berbincang langsung dengan Kak Zaky, salah satu founder 17's Ice Cream. Dengan ramah, ia menceritakan awal mula perjalanan bisnisnya. "Kami memulai ini dengan modal kecil, memanfaatkan sebuah warung sembako sewaan," kenangnya. Bahkan, di awal-awal, anggaran untuk promosi melalui Key Opinion Leader (KOL) atau iklan social media pun masih terasa cukup berat. Namun, keterbatasan tidak menghalangi kreativitas.
Salah satu kunci sukses 17's Ice Cream adalah rantai pasokan bahan baku yang langsung dari tangan pertama dan produk homemade (meskipun sebagian produksi masih menggandeng pihak manufaktur). Strategi ini memungkinkan mereka untuk menawarkan menu dessert dan es krim berkualitas, dengan cita rasa yang mirip dengan ice cream mahal yang terkenal di Yogyakarta, namun dengan harga yang jauh lebih terjangkau.
Awalnya hanya dengan empat orang staf, kini tim 17's Ice Cream telah berkembang menjadi delapan orang, menandakan pertumbuhan bisnis yang signifikan.
Konsep kedai ini sendiri banyak terinspirasi dari sebuah kedai kopi di Bandung yang sering menjadi tempat nongkrong Kak Zaky saat masa kuliah di Bandung dulu. Awalnya, ide untuk membuka kedai kopi sempat terlintas, namun Kak Zaky yang memiliki masalah asam lambung khawatir akan kesulitan dalam menjaga kualitas produk. Akhirnya, pilihan jatuh pada es krim dan dessert, yang dianggap memiliki pangsa pasar yang lebih luas dan dengan quality control yang masih bisa terjamin.
Lantas, apa saja menu andalan di 17's Ice Cream? Beberapa di antaranya yang paling digemari adalah varian Matcha dan Chocomint. Mereka juga tak ketinggalan menghadirkan berbagai dessert kekinian yang sedang hype. Bahkan, salah satu menu terbaru mereka, Mochi Cheesecake, begitu viral hingga tim liputan kami pun kehabisan saat berkunjung!
Meskipun lahan yang tersedia tidak terlalu luas, 17's Ice Cream berhasil menciptakan komunitas loyal yang mereka sebut "Warga Seventeen." Kedai ini seringkali menjadi tempat untuk mengerjakan tugas kuliah atau sekadar berkumpul dan bersantai setelah aktivitas kampus. Saat ini, 17's Ice Cream telah memiliki dua outlet di sekitar area Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan dalam waktu dekat, mereka berencana untuk menambah area indoor demi kenyamanan pengunjung, terutama mengingat tantangan cuaca yang tidak menentu. Kedai ini buka setiap hari hingga pukul 23.00 WIB. Menariknya, meskipun didominasi oleh anak muda, tak jarang terlihat orang tua yang menikmati menu kopi atau cold brew, terutama di pagi hari.
Tim media sosial mereka berhasil menciptakan konten-konten yang relatable dan menghibur, terutama di platform TikTok. Berawal dari kebosanan founder melihat konten komersial yang monoton, mereka memutuskan untuk bereksperimen dengan gaya yang lebih personal dan otentik. Konsep script writer yang "ngalir aja " dengan sentuhan "a day in my life" yang unik, serta gimmick-gimmick menarik, terbukti berhasil menarik perhatian banyak pengguna TikTok. Bahkan, tak sedikit followers dari luar Yogyakarta yang penasaran dan ingin datang langsung untuk mencoba es krim viral ini. Kreativitas tim media sosial 17's Ice Cream menjadi bukti nyata bahwa pendekatan yang berbeda dan berfokus pada personal branding bisa sangat efektif dalam membangun engagement dan menjangkau audiens yang lebih luas.
Setelah mendengar kisah inspiratif, mencicipi kelezatan produk, dan melihat langsung suasana unik yang ditawarkan, kapan giliran Anda merasakan sendiri sensasi "chill vibes" di 17's Ice Cream? Lebih dari sekadar kedai es krim, tempat ini adalah ruang interaksi, tempat berbagi cerita, dan tentunya, tempat menikmati dessert lezat dengan konsep yang fresh dan relatable bagi Generasi Z. Jadi, tunggu apa lagi? Segera ajak teman-temanmu dan ciptakan pengalaman seru nan gokil di 17's Ice Cream!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI