Mohon tunggu...
Rakha N.P. Dhaniwijaya
Rakha N.P. Dhaniwijaya Mohon Tunggu... Penulis - Homo sapien, resident of Earth

calon pengabdi, pecandu belajar dan mengajar, literature enthusiast.......a happy man for sure!

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Kapan "Setan Merah" Berjaya Kembali di "Karpet Merah"?

27 Maret 2020   14:43 Diperbarui: 28 Maret 2020   16:10 404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Para pemain Manchester United merayakan gol dalam laga pekan perdana Liga Inggris kontra Chelsea di Stadion Old Trafford, 11 Agustus 2019.| Sumber: Twitter Victor Lindelof @vlindelof

Akan menjadi sangat berlebihan apabila saya menyatakan klub ini “berjaya” tanpa diiringi “pada eranya”. Pernyataan tersebut juga tidak salah. Kita tidak bisa memungkiri fakta bahwa prestasi Manchester United seakan-akan sudah mandek dan menurun dari tahun ke tahun. 

Klub ini terakhir juara 7 tahun silam. Di 7 tahun ini, kita bisa lihat trennya. 

Awal awal masih bermain di Liga Champions, lalu menurun sampai Europa League (pada akhirnya mencapai juara UEL tahun 2016-17). Namun, bukan berarti menjadi ampas. 

Buktinya, di era modern yang banyak persaingan ini, MU masih bisa setidaknya bersaing di kancah Eropa atau at least di Inggris. Tetapi cukup disayangkan karena dominasi MU di persepakbolaan Inggris maupun Eropa sudah tidak seperti dahulu.

Saya adalah pecinta sepak bola yang mempercayai bahwa “semua ada masanya dan ada eranya”. Tidak ada satu klub yang mampu menjadi jawara terus menerus. Jikalau ada, tentunya tidak ada yang suka kalau monopoli gelar terus menerus terjadi. 

Belum lagi, sepak bola terus berkembang dari waktu ke waktu. Evolusi taktik, strategi, manajemen klub, dan lainnya terus berlangsung. 

Klub-klub yang masih mempertahankan gaya lama dalam bermain ataupun pengelolaan klub tentu akan tergilas dengan kerasnya kompetisi sepak bola modern ini, dimana banyak klub semakin kompetitif dan “cukup finansial” untuk bersaing di perebutan juara kompetisi.

Banyak sekali klub yang mungkin “harus stop berjaya dahulu”. Para pemerhati sepak bola ataupun para “sejarawan” sepak bola tentu bisa membandingkan kondisi AC Milan, Inter Milan, Ajax, bahkan Benfica di era ini dengan di era kejayaannya. 

Saya pikir, inilah yang terjadi pada “The Red Devils”. Mereka sudah berjaya di masa lalu, dan di masa ini tampaknya mereka harus bersabar. Bukan berarti mereka tidak bisa menjadi jawara lagi, karena seperti yang saya yakini juga, bahwa “bola itu bundar”.

Aplikasi “semua ada masanya dan ada eranya” ini tidak hanya berlaku di sepak bola. Di olahraga lainnya, kita ambil contoh kompetisi NBA. 

Salah satu teman saya yang kebetulan hobi basket dan mengikuti perkembangan NBA, juga menyatakan bahwa juara itu ada masanya. Mulai dari Boston Celtics, LA Lakers, Chicago Bulls, Golden State Warriors, mereka semua punya era. Mungkin Toronto Raptors akan punya era juga di sejarah gelaran NBA.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun