Mohon tunggu...
Ra Kawi Padelegan
Ra Kawi Padelegan Mohon Tunggu... Pustakawan - Mědhang i Bhūmi Kahuripan

“kumaliliŕana kulitkaki, makadrwya rājalaks̗mī, muwahakna harsa nikanang rāt, mūnarjiwakna sang hyang sarwwadharmma”.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Caturmasa (4 Bulan)

21 Januari 2021   18:56 Diperbarui: 21 Januari 2021   19:00 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ingatan itu akan membawamu kembali pada teriknya matahari bulan Asuji, ketika kau rengkah gumpalan tanah dan kau tarik kembali butiran air ke angkasa

Lalu awan... Perlahan menggumpal seperti pupur bedak putih yang ditaburkan di musim semi, ketika itu langit mulai merias wajahnya bersama senyum bulan muda di saat senja. Kemudian wajahnya memucat dan gelap setelah purnama Karttika

Saat bulan sabit terlihat di langit barat daya pada bulan Mrigasira, hati manusia mulai kembali pada cinta yang sebenarnya. Menyucikan tubuhnya di riris gerimis bulan Pusya yang tak kunjung reda. Lalu nanti akan mati raga bersama genangan air di bulan Magha.

Ra Kawi
1942 Saka, Pusyamasa tithi astami suklapaksa. Wu-Pa-Wr wara Dukut. Bharaninaksatra Sadhyayoga Balawakarana. Nrrtiastha Yamadewata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun