Mohon tunggu...
Raka Fatiha
Raka Fatiha Mohon Tunggu... Novelis - Penulis amatir (pengangguran/pelajar)

Aku seorang penulis amatir

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Perjalanan Mimpi yang Dalam (1)

16 November 2023   08:47 Diperbarui: 16 November 2023   09:24 243
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Lalu aku menemukan suatu benda yang di tutupi kain, saat aku menarik kainya itu adalah sebuah batu bundar sempurna, dengan warna yabg gelap itu di tahan oleh beberapa penyangga. Aku mengelus batu tersebut... benar benar halus, namun mengapa ini di sini ? Tiba tiba udara dingin mengenai leher ku, rasa merinding tidak terhindarkan.

Bagaimana bisa ada udara dingin ? Di luar masih siang dan panas, sebaiknya aky keluar dari sini, aku pun turun dari loteng, dan nenek ku melihat ku turun dari tangga loteng "jadi gimana Adi ?" Aku mengelengkan kepala ku "barang kakek aneh aneh semua" nenek ku menghela nafas "ya... itulah kakek mu... dia itu kaya kamu banget, orangnya penasaran dan suka menjelajah, tapi setelah dia mengalami kecelakaan dia selalu menyendiri di loteng" aku mengangguk paham, aku ingat betul kejadian itu.

Kakek sangat trauma dia tidak mau keluar rumah lagi... walau begitu dia terus mendapat uang entah dari mana, nenek bilanh itu teman teman dari kakek yang membantunya melalui waktu sulit itu dengan bantuan finansial... anehnya bantuan finansial itu masih masuk sampai saat ini setelah kakek meninggal, rasanya aneh tetapi di sisi lain mereka membantu nenek jadi aku tidak terlalu mempertanyakanya.

Setelah beberapa lama sore tiba dan aku bersama ayah dan ibu memunutskan untuk menginap semalam, aku berbaring di sofa ruang tamu karena kedua orang tua ku tidur di kamar nenek/kakek tetapi aku memutuskan untuk tidur di ruang tamu karena rasa nostalgia yang luarbiasa terasa.

Saat aku kecil aku sering menginap dan kakek sering menceritakan cerita dongeng yang aneh tentang sebuah monumen raksasa menjulang tak terbatas ke pangit atau sesuatu... ia tidak pernah menyelesaikan dongeng itu karena dongengnya sangatlah lama dan biasanya aku tertidur duluan sebelum ceritanya selesai.

Bukan karena dongengnya membosankan tetapi bayangkan saja dongeong itu di mulai dari jam 10 malam dan selesai jam 1 malam. Aku mulai menutup mataku karena mengantuk sekarang sudah jam 1 malam, aku menutup mataku dan tertidur.


Aku lalu merasakan angin berhmbus dengan kecang ke arah ku selama aku berbaring, merasakan ini aku langsung membuka mataku, aku bukan lagi di bawah atap dari nenek dan kakek ku... aku berada di suatu tempat sebuah gurun luas.

Langitnya berwarna biru dan aku melihat objek layaknya bulan... wow jumlah mereka ada banyak mungkin 15 tidak... itu lebih banyal dari itu. Aku melihat sekitarku dan hanya menemukan pasir, gunung gunung yang tidak lazim bentuknya dan cakrawala yang membentang di sekitarku.

"Ini di mana ?" Gumamku sambil belangkah tak tahu arah, aku mencubit diriku sendiri untuk mengetahui apakah ini mimpi atau bukan... ini bukan mimpi.. rasanya sakit. Aku mulai berjalan tanpa arah tetapi setidaknya aku bergerak siapa tahu aku akan bertemu dengan seseorang.

Aneh rasanya aku begitu tenang untuk sebuah alasan, aku tahu situasiku begitu aneh dan menakutkan tetapi di saat yang sama aku tidak merasa khawatir atau takut, semua ini terasa seperti mimpi tetapi juga begitu nyata.

Aku berjalan berharap menemukan sesuatu, ya aku menemukan sesuatu... sebuah reruntuhan dari sebuah bangunan. Aku tidak tahu jelas apa tujuan bangunan itu ada di tengah gurun seperti ini tetapi aku memutuskan untuk masuk, tidak ada banyak hal di dalam sana hanya reruntuhan dan debu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun