Mohon tunggu...
𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈
𝐀𝐑𝐘𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈 Mohon Tunggu... Seniman - 𝐁𝐔𝐌𝐈 𝐂𝐈𝐍𝐓𝐀, 𝐒𝐀𝐒𝐓𝐑𝐀, 𝐏𝐔𝐈𝐒𝐈

𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐓𝐀𝐍𝐀𝐇 𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐀𝐈𝐑 𝐉𝐀𝐆𝐀 𝐁𝐔𝐌𝐈

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kusuma

1 April 2024   02:28 Diperbarui: 1 April 2024   02:48 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dengarlah gemuruh ombak itu,
sapuannya getarkan gigir yang sedang sembilu.
Tubuh kecil bintang tertutup oleh lekuk awan,
suara pantai parang kusuma sungguh menawan.

Tak perlu unggun menyala,
biar gelap menjelaskan hembusan nafas penuh makna.
Ingin kulempar jauh tubuhku ke(sana)
hempas bersama angin selatan,
terkubur menyatu dengan kerinduan.

Kepada mesra yang entah,
cemara sembunyikan isyaratnya lelah.
Aku masih menulis dengan rahsa,
tuntaskanlah segera pintaku kepadamu sebuah janji.

Tentang perjuangan, suara jauh terdalam jelata.
Mereka yang terasingkan oleh jarum jam fana,
atau yang patah retak asmara.
Airmata pengabdian seperti lautan kini,
penuh maknawi; berkata-kata!

CINTA CINTA CINTA

- 2024

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun