Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Bukber Sama Teman Lama, Yes or No?

14 Maret 2024   11:00 Diperbarui: 14 Maret 2024   11:07 610
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertemanan/doc. pribadi, created by canva

Alhamdulillah, sudah dua hari puasa berjalan dengan lancar. Kini sudah memasuki hari ketiga, semoga tetap diberi kelancaran dan keberkahan dalam segala aktivitasnya.

Ada satu aktivitas yang hanya booming di bulan Ramadan, yakni bukber. Bukber yang merupakan kependekan dari 'buka bersama', pada esensinya adalah kegiatan silaturahim antar sesama manusia. Entah itu untuk nostalgia, membangun hubungan yang lebih baik ke depannya, atau ya sekadar bertemu saja tanpa ada tujuan tertentu.

Kegiatan bukber seakan sudah menjadi tradisi yang mengakar di negara kita. Hal ini pun banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis sebagai peluang. Semisal cafe, restoran, atau hotel yang menyediakan paket bukber dengan harga yang cukup terjangkau.

Umumnya, bukber banyak dilaksanakan di 10 hari terakhir Ramadan. Nggak jarang, ada dua agenda bukber yang bentrok waktunya, sehingga kita harus memilih salah satu atau malah tidak keduanya.

Sebagai ajang untuk mempererat hubungan yang sedang berjalan, bukber bisa menjadi ajang pertemuan yang 'sehat' antar rekan kerja atau teman-teman sekomunitas.

Tapi sebagai ajang nostalgia, bukber bisa menjadi ajang silaturahim dengan teman lama yang mungkin sudah jarang bertemu. Misal reuni dengan teman-teman semasa sekolah atau kuliah. 

Bukber dan kriteria 'teman lama'

Jika saya ditanya, apakah berkenan bukber dengan teman lama, jawaban saya bisa 'Yes' bisa juga 'No'. Terlebih dahulu, saya perlu mendefinisikan seperti apa kriteria 'teman lama' itu sendiri.

Untuk kriteria pertama bolehlah saya persepsikan bahwa yang dimaksud dengan teman lama adalah orang atau sekelompok orang yang pernah kenal dengan saya tapi tidak lagi berkomunikasi secara intens di masa kini. Teman-teman SD misalnya.

Terakhir saya reuni dengan teman-teman SD sekitar tahun 2016. Dan setelahnya tidak ada lagi komunikasi untuk mempererat komunikasi. Walaupun ada grup WA (WhatsApp), itu pun tidak semua teman satu kelas bisa terkonfirmasi nomor WA-nya.

Untuk kriteria teman lama seperti ini, saya cenderung menolak ajakan bukber. Bukan apa-apa atau nggak mau silaturahim, tapi jika sudah lama tidak berkomunikasi, sulit sekali untuk memulai obrolan. Yang ada bukber malah jadi momen canggung antara satu sama lain.

Dari kriteria teman lama seperti ini, seenggaknya yang komunikasinya masih bisa ter-mantain dengan baik adalah dengan teman-teman SMA. Tanpa mengesampingkan teman SD/SMP, secara kolektif saya memang merasa lebih dekat dengan teman satu kelas semasa SMA. Sebut saja 'Enrichment'.

Beberapa kali bukber bersama Enrichment rasanya selalu menyenangkan. Masing-masing sudah cukup dewasa untuk tahu esensi bukber adalah silaturahim dan saling mengetahui kabar masing-masing.

Soalnya, di zaman now, esensi bukber bisa saja mengalami pergeseran. Dari silaturahim menjadi ajang pamer kesuksesan diri. 

Saya sepenuhnya sadar, perubahan esensi ini boleh jadi tidak hadir dengan sengaja. Kebanyakan bermula dari momen canggung, sehingga pilihan untuk memulai obrolan adalah dengan bercerita tentang diri sendiri.

Makanya, dalam bukber perlu beberapa orang yang inisiatif menyusun dan mengatur acara serta memastikan acara berjalan sesuai dengan kesepakatan. Atau kalau perlu dilakukan berbarengan dengan aktivitas lainnya yang bersifat sosial.

Semisal yang pernah dilakukan Enrichment, acara bukber dilakukan di salah satu panti asuhan. Tujuannya bukan hanya mengikat tali silaturahim di antara anggota Enrichment, tapi juga memupuk sifat berbagi dengan sesama. Yang waktu kegiatan tersebut dilaksanakan, sebagian besar dari kami sudah bekerja.

Tentu untuk kegiatan bukber seperti ini, saya berupaya untuk hadir. 

Kriteria teman lama lainnya adalah yang sifatnya perseorangan tapi masih sering komunikasi walau jarang bertemu. Di antara kita pasti masih memiliki teman lama yang sampai sekarang masih berkomunikasi walau hanya di dunia maya.

Alhamdulillah, saya juga masih punya teman yang seperti itu. Walau sudah sibuk dengan urusan hidup masing-masing, tapi komunikasi masih bisa berjalan. Sehingga ketika bersepakat untuk bukber, nggak ada momen canggung. Lebih ke melampiaskan rasa rindu, bercanda tawa, atau apapun itu selayaknya kebersamaan di masa lalu.

Kesimpulannya, tidak ada yang salah dengan bukber karena saya percaya silaturahim akan mendatangkan rezeki. Tapi selektif dalam memilih bukber juga perlu karena masing-masing punya prioritas dan kehidupannya sendiri.

Justru yang penting ditekankan adalah soal bagaimana menjaga komunikasi sebelum dan setelah bukber dengan teman lama, sehingga bukber bukan hanya menjadi ajang yang lewat begitu saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun