Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

3 Hal Utama yang Harus Dipertimbangkan ketika Memilih Caleg Artis

3 Maret 2024   16:11 Diperbarui: 7 Maret 2024   09:33 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Berturut-turut dari kiri ke kanan, Uya Kuya, Verrel Bramasta, Nafa Urbach, caleg artis yang diprediksi lolos ke Senayan/doc. promediateknologi

Lantas karya artis yang seperti apa yang memiliki korelasi?

Kebanyakan caleg artis memang difokuskan di Pulau Jawa, karena lebih dari 50% pemilih ada di pulau ini. Tapi di luar Jawa ada contoh caleg artis yang bisa dipertimbangkan. Ia adalah sutradara dan penulis naskah Ari Sihasale yang mencalonkan diri di dapil Papua Tengah.

Kalau kita melihat filmografinya, Ari Sihasale punya kepedulian terhadap masalah-masalah di Indonesia Timur, terutama soal pendidikan dan kesetaraan. Kita bisa melihatnya dalam film-film seperti Tanah Air Beta, Di Timur Matahari, Rumah Merah Putih, dan Denias, Senandung di Atas Awan.

Gagasan yang Ari bawa ingin memajukan Papua (dan Indonesia Timur) sudah tercermin dalam karya-karyanya sebelum ia menjadi caleg. Dan tentu sangat mudah bagi masyarakat untuk mempercayai gagasan yang dibawa suami artis Nia Zulkarnaen ini.

Selain soal karya, track record keartisan bisa juga dinilai dari kehidupan pribadi sang artis di media sosial. To be honest, saya tidak akan pernah memilih caleg artis yang pamer saldo ATM, yang pernah terlibat kasus kriminal hingga berbuah putusan hukum, atau yang memiliki jejak kontroversi negatif.

Mungkin saya akan mempertimbangkan artis-artis (jika nyaleg) seperti pemain film Syifa Hadju yang turun langsung ke jalan membela Palestina. Walau diakui, aksinya tersebut berbuah konsekuensi kehilangan sebagian kontrak pekerjaannya. Tapi seenggaknya ia punya sikap dan masyarakat bisa menilainya.

Atau saya juga bisa mempertimbangkan aktor Jefri Nichol yang turut serta berdemo bersama mahasiswa menolak UU Cipta Kerja (Omnibus Law), di saat sebagian artis lain menjadi corong pemerintah mengkampanyekan UU tersebut yang disinyalir justru merugikan masyarakat.

Soal aksi Syifa Hadju dan Jefri Nichol tersebut menjadi parameter ketiga ketika saya memilih caleg artis yakni kiprah dan kepeduliannya untuk masyarakat.

Baiklah saya jujur saja sekarang. Saya memilih Desy Ratnasari pada Pemilu 2019. Parameter pertama dan kedua jelas terpenuhi. Ia lulusan S2 Psikologi Terapan Universitas Indonesia dan memiliki track record keartisan yang baik.

Untuk parameter ketiga, saya perlu mencari informasi lebih lanjut mengenai kiprahnya di Dapil Jawa Barat IV (Kota Sukabumi, Kabupaten Sukabumi) yang merupakan asal kelahirannya.

Desy yang satu alumni SMA sama saya tapi beda jauh tahun lulusnya ini, pernah ikut semacam charity concert untuk kemanusiaan bersama artis-artis lain yang berasal dari Sukabumi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun