Misalnya ketika ia mendapati bahwa semua barang yang berpotensi bisa melepaskan borgol tak ada sama sekali, nggak ada ekspresi cemas atau gelisah yang ia hadirkan.
Setelah itu ia banyak dihadapkan pada keadaan-keadaan yang menuntut dia frustasi. Mulai mendapati kenyataan ketiadaan bensin di mobilnya, Tom yang terbunuh karena ingin menyelamatkan dirinya, hingga ancaman pembunuhan dari Bobby dan Jimmy.
Dalam keadaan serba genting tersebut, ekspresi Megan Fox datar-datar saja seolah tak terjadi apa-apa. Saya biasa bilang pada permainan aktor seperti ini dengan istilah 'sok cantik'.
Dengan kata lain, permainannya tidak natural. Padahal ketika kita marah, ya nggak perlu dipikirkan marah yang seperti apa. Bibir harus gimana, mata harus gimana. Marah ya marah saja. Kalau di Indonesia, Megan ini seperti Maudy Ayunda yang takut banget kalau jadi 'kelihatan jelek' ketika berakting. Huft!
Di luar itu, elemen thriller-nya cukup bagus sebetulnya. Till Death cukup berdarah-darah, dan betul-betul mengisahkan usaha Emma bertahan hidup hingga titik darah penghabisan. Apalagi latar sekitar rumah danau yang dikelilingi es membeku, menambah suasana film lebih dramatis.
Kalau kamu bisa memaklumi penampilan Megan Fox, dan hanya ingin menyaksikan bagaimana 'petak umpet' Emma dengan dua orang pembunuh, Till Death bisa dijadikan alternatif tontonan di bioskop yang tengah dikuasai Miracle in Cell No. 7.