Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Review Film "Mumun", Ketika Pocong Dililit Utang

2 September 2022   09:06 Diperbarui: 2 September 2022   15:55 3023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Acha Septriasa sedang berbincang dengan Eddies Adelia dalam salah satu adegan di film Mumun.| Dok. Dee Company via Kompas.com

Tapi Mumun tidak demikian. Ruh utamanya tentang mitos 'tali pocong' tetap menjadi premis utama. Termasuk berbagai pendekatan horor dan komedinya pun dipertahankan dari serialnya oleh Rizal Mantovani yang kali ini bertindak sebagai sutradara.

Bagi penonton setia serialnya, termasuk saya yang dekat dengan serial ini, Mumun cukup berhasil mengundang gelak tawa yang bersumber dari banyak adegan yang memang dibuat mirip dengan aslinya.

Salah satu contohnya, adalah ketika si tukang gali kubur bernama Husein (diperankan Mandra) ditagih utang oleh Jefry (Voland Homanggio) dan komplotannya. Kemudian Husein naik ke atas pohon untuk menghindari Jefry. Lalu kamera memperlihatkan pocong Mumun yang ada di belakang Husein. 

Dari yang semula ngakak, saya refleks mengucap "Astagfirullah, Astagfirullah".

Namun, kepatuhan Rizal terhadap materi aslinya ini menjadikan Mumun terasa kurang kreasi dari sutradara. Walaupun saya menangkap ada dua hal yang ingin dikembangkan oleh Rizal. Yakni persoalan adegan/pendekatan horor yang lebih 'gore', dan persoalan keluarga yang menjadi latar belakang semua masalah yang terjadi dalam film ini.

Sayangnya, kedua hal yang ingin dikembangkan ini, masih terasa tanggung dan kurang matang.

Film horor dan masyarakat

Tukang gali kubur saja bisa nyawer/Dee Company
Tukang gali kubur saja bisa nyawer/Dee Company
Dalam sebuah kesempatan, aktor senior Slamet Rahardjo pernah mengatakan bahwa film itu masyarakat. Menurutnya, jika saat ini film setan laku, ya karena dekat dengan masyarakat.

Terkait hal ini, saya sangat mengapresiasi Mumun yang tidak melepaskan kehidupan masyarakat dari filmnya. Karena sejatinya, horor itu memang bermula dari rasa takut yang dialami masyarakat.

"Bang.. aye Mumun Bang, bantu aye lepasin tali pocong Bang."

Rasa takut yang dimunculkan dalam Mumun, adalah tentang bagaimana pocong Mumun bergentayangan menemui masyarakat untuk meminta bantuan melepaskan tali pocongnya.

Naskah gubahan Dirmawan Hatta sudah cukup baik dalam menyusun struktur dramatisasi untuk hal ini. Dimulai pertama kali pocong Mumun menghantui si tukang gali kubur, lalu gerombolan Jefry, dan juga kembarannya, Mimin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun