Mohon tunggu...
Raja Lubis
Raja Lubis Mohon Tunggu... Freelancer - Pekerja Teks Komersial

Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi jurnalis dan entertainer namun malah tersesat di dunia informatika dan kini malah bekerja di perbankan. Ngeblog di rajalubis.com / rajasinema.com

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Refleksi Sifat Teladan Rasulullah dalam Proses Hukum di Film "Section 375"

13 April 2022   14:16 Diperbarui: 13 April 2022   14:17 1197
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keadilan hanya ada di hati nurani/canva.com

Ketika saya membuka dan menelusuri timeline youtube, tiba-tiba saja saya tergerak untuk klik video dengan thumbnail yang menampilkan sosok Angelina Sondakh. Lalu saya pun menonton video tersebut sampai selesai.

Ya, yang saya ingat dulu Angelina Sondakh adalah seorang jawara Puteri Indonesia 2001 yang akhirnya terjun ke dunia politik. Setelah itu justru namanya kian melambung sebagai terpidana kasus mega korupsi Hambalang. Dan mulai menghuni jeruji besi sejak 2012.

Dari video yang saya tonton tersebut, saya tahu kalau ternyata Angelina Sondakh sudah keluar dari penjara. Oh ya, sungguh waktu memang begitu cepat berlalu.

Ada satu hal penting yang saya garisbawahi dari video tersebut yakni tentang 'keadilan' dan 'kebenaran' dalam proses hukum yang dijalani Angelina Sondakh. Singkatnya, ia ragu apakah masih ada kebenaran dan keadilan dalam hukum di dunia ini.

Rasa skeptis terhadap penerapan hukum di negeri ini, saya kira tidak hanya dirasakan oleh Angelina sendiri. Banyak masyarakat yang merasa 'tidak percaya' dengan hukum di negeri ini. Lantas kenapa keadilan dunia ini sulit sekali dicitrakan sebagai sebuah kebenaran?

Kalau kita hubungkan dengan sifat-sifat teladan Rasulullah Nabi Muhammad SAW, yakni berkata benar, dapat dipercaya, menyampaikan yang seharusnya, dan cerdas, bisa jadi hal tersebut terjadi karena entitas yang terlibat dalam proses hukum kurang menerapkan teladan dari sifat-sifat tersebut.

Saya bukanlah ahli hukum. Oleh karena itu saya ingin mengajak teman-teman bersama-sama melakukan refleksi tentang keadilan dan kebenaran melalui film India, Section 375 (2019).

Kenapa harus Section 375? Film ini bergenre 'courtroom' (ruang sidang) yang fokus latarnya berada dalam ruang sidang pengadilan. Sehingga penonton bisa maksimal mengambil impresi tentang sifat teladan melalui narasi/dialog yang dilontarkan oleh para karakternya. Intinya menonton film bergenre kita seperti berada di ruang sidang dan mengikuti jalannya persidangan dengan seksama.

Tak hanya itu, cerita dari Section 375 ini sangat pas dengan kondisi bangsa Indonesia akhir-akhir ini. Film ini bercerita tentang aduan seorang penata kostum film yang diperkosa oleh sang sutradara.

Sebagaimana kita tahu, pada awal 2022, masyarakat film Indonesia sempat gempar dengan kasus pelecehan seksual yang diduga dilakukan oleh salah satu kru Penyalin Cahaya, film yang meraih banyak penghargaan di Festival Film Indonesia 2021, termasuk Film Terbaik. Dan juga kemarin, 12 April 2022, telah disahkan UU TPKS (Tindak Pidana Kekerasan Seksual) yang direspon positif oleh masyarakat termasuk oleh sineas film Indonesia.

Refleksi sifat Rasulullah dalam Section 375

Nabi Muhammad SAW adalah panutan kita semua. Ada empat sifat utama yang seyogyanya bisa kita teladani dalam kehidupan kita sehari-hari. Keempat sifat tersebut adalah Sidiq (benar/jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh (menyampaikan), dan Fathonah (cerdas).

Sidiq (benar/jujur)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun