Mohon tunggu...
Rendra Prasetya
Rendra Prasetya Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Manusia Biasa Saja

Tukang Kopi, menjadi biasa saja

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Rindu padaMu Ya Rasulullah

18 Maret 2024   14:52 Diperbarui: 18 Maret 2024   15:14 1896
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Rindu PadaMu Yaa Rasulullah

Oleh : Rendra Prasetya

Pesawat baru saja tiba mendarat di Bandara King Abdul Azis Jeddah Arab Saudi. Saya bergegas merapihkan kursi pesawat, teman sebelahku sudah terlebih dahulu sekaligus ia membantu barang bawaan sang ibu. Ia berangkat umroh bareng Ibunya, ia dan ibunya diberangkatkan oleh sang kakak. Ia berangkat dari Kota Semarang Jawa Tengah. Sangat beruntung ia berkesempatan menunaikan ibadah umrah bersama Ibu. Berbahagialah anak yang soleh yang mampu memberangkat haji dan umrah orang tuanya, terlebih ibu.

Saya rapihkan barang bawaan saya, segera berdiri untuk masuk ke line antrian untuk keluar pesawat menuju pintu lorong dari peswat menuju area bandara King Abdul Azis Jeddah Arab Saudi. Rombongan Jamaah kami mulai bergerak menuju arah menuju garis imigrasi yang dijaga ketat oleh petugas yang semuanya berwajah Arab dan berbahasa Arab, sedikit sekali mereka yang mampu berbahasa Inggris sehingga saya agak sedikit kesulitan untuk berkomunikasi karena saya sama sekali gak bisa Bahasa Arab.

Tersesat di Bandara King Abdul Azis

Saya merasa gak enak perut, sedikit berlari saya seret koper kabin yang saya bawa sehingga menimbulkan bunyi agak sedikit berisik, 'sreeeeeek'. Sontak membuat penumpang lain menoleh ke arah saya. "Maaf.." Saya mau aung air besar....teriak saya. Penumpang lain termasuk  jamaah yang lain tersenyum. Tak berapa lama saya menemukan toilet, langsung saya menuju toilet. Saya memang merasa tak nyaman dengan kondisi ini, di pesawat saya memang melahap makanan yang agak aneh menurut saya. Makanan Turkey yang selalu menggunakan yoghurt dan saus mayones yang terasa asam. Saya memang tak begitu menyukai rasa asam apalagi yoghurt.

Tak berapa lama saya selesai dari toilet, dan mendapati rombongan sudah terpecah. Yang ada rombongan satu keluarga. Saya merasa take nak hati untuk bergabung. Maka saya putuskan untuk berjalan terus mengikuti petunjuk arah. Saya memang tak begitu familiar dengan urutan keluar masuk bandara sebagai warga asing dan untuk perjalanan umrah. Saya baru pertama kali sebagai jamaah. Selebihnya saya sebagai turis dan itu pun penerbangan di dalam negeri saja.

Saya cob acari rombongan jamaah yang lain, Alhamdulillah saya tergabung lagi. Sampai kami di antrian pemeriksaan imigrasi. Di bandara Jeddah ini agak lumayan padat dan lama sekali untuk menyelesaikannya. Saya Kembali terpisah, karena tiba-tiba saya diberhentikan petugas bandara seorang Perempuan. Dengan Bahasa inggris terbata ia mengira saya dari Pakistan atau India. Saya ditanya menggunakan Bahasa Arab awalnya, jelas saja saya kebingungan. Saya berusaha menjelaskan bahwa asal saya dari Indonesia, passport dan visa saya sempat tertahan di tangannya.

Sekitar 15 menit saya tertahan akhirnya dengan bantuan petugas lain saya berhasil kembali ke antrian. Namun saya kembali terpecah dari rombongan. Ternyata petugas bandara sengaja melakukan random checking. Dan saya terpilih atas random checking tersebut. Awalnya saya tak menyadari bahwa saya terpisah dari rombongan, karena saya berada di line sebelah. Namun antrian saya semakin jauh tertinggal. Ternyata saya bersama antrian kakek nenek asal Turkey, mereka sudah berpakaian ihram sepertinya mereka langsung menuju Mekkah. Sedangkan saya menuju Madinah. Lagi-lagi saya tertahan untuk mendahuukan rombongan kakek nenek asal Turkey ini. Tepat di depan saya seorang kakek yang sudah sepuh dan harus dibantu oleh rekannya dan isrinya.

Saya mulai resah karena ternyata rombongan saya sudah tak terlihat, duh bagaimana saya nanti keluar lewat mana.?. Saya coba menenangkan kegundahan saya yang mulai terasa. Saya ingat saya harus tenang dan coba membaca shalawat. Tiba giliran saya sekitar 30 menit saya menunggu di antrian imigrasi ini. Saya berhasil keluar dari pintu imigrasi dan ternyata rombongan terlihat. Mereka juga menunggu keluarganya, lagi-lagi saya gak enak hati bergabung dengan mereka. Saya memutuskan berjalan menuruti petunjuk yang semuanya berbahsa Arab... Duh...saya harus jeli mencari petunjuk Bahasa Inggris minimal ada tulisan EXIT. Hehehe

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun