Belakangan ini kita salah mengartikan Pendidikan Islam, kita beranggapan bahwa Pendidikan Islam itu seperti mengaji, hafalan, membaca kitab dan lainnya. Namun Pendidikan islam yang sebenarnya ialah yang mampu mengembangkan 3 aspek yang dimiliki oleh manusia, yaitu: Rohani, Akal, dan Jasmani.
Permasalahan ini saya tulis karena masih banyaknya orang-orang menganggap Pendidikan Islam hanya sebatas Ilmu Agama saja. Namun Pendidikan Islam yang sebenarnya mencangkup ilmu lainnya yang mampu mengembangkan akal.
Islam memberikan penghargaan yang tinggi terhadap akal. Tidak sedikit ayat-ayat Al-Quran yang menganjurkan dan mendorong manusia untuk menggunakan akalnya dan banyak berpikir guna mengembangkan intelektualnya. Dengan menggunakan akalnya itulah manusia dapat mengasah intelektualnya, untuk kemudian dapat mengantarnya pada memperoleh ilmu pengetahuan dan menimbulkan sikap kecendikiawan serta kearifan baik terhadap diri sendiri, masyarakat, dan lingkungan.
Manusia di alam semesta ini, selain sebagai abdi Allah, juga sebagai khalifah Allah. Â Allah telah menganugerahkan akal kepada manusia agar dapat memikirkan tanda-tanda kebesaran Allah untuk memperoleh ilmu yang bermanfaat bagi kemakmuran bumi. Akal pikiran yang dimiliki oleh manusia inilah yang membedakan dengan makhluk-makhluk Allah SWT lainnya. Dan dengan akal pikiran yang dimiliki ini pulalah manusia menempati tempat tertinggi di antara mahluk-mahluk Allah lainnya. Namun begitu juga sebaliknya, apabila manusia tidak mampu menggunakan akal pikirannya dengan baik, maka derajat manusia akan lebih rendah bahkan lebih hina dibandingkan dengan makhluk lainnya.
Jadi kesimpulannya, sebenarnya Pendidikan Islam tidaklah mengabaikan pengembangan akal. Hanya saja masih banyak muslim yang tidak menggunakan akalnya dengan semaksimal mungkin itulah yang menjadi penyebab melencengnya anggapan orang-orang terhadap Pendidikan Islam.
Daftar Pustaka
Solihin, Muhammad, 'Islam Dan Pemikiran Ilmiah', Nur El-Islam, 2.1 (2015), 29--40