Pandemi COVID-19 menjadi pengalaman yang mengubah banyak hal, terutama dalam dunia administrasi bisnis. Ketika semua dipaksa beralih ke daring, aku pun ikut menyaksikan bagaimana proses administratif berubah total. Rutinitas yang biasanya serba fisik, kini harus dijalankan lewat sistem digital. Aku belajar bahwa fleksibilitas dan literasi digital adalah kunci untuk bertahan.
Menghadapi Arus Digitalisasi: Tidak Cukup Sekadar Melek Teknologi
Awalnya aku mengira digitalisasi hanya soal mengganti sistem manual ke sistem komputer. Tapi ternyata, digitalisasi jauh lebih kompleks. Ini soal mengubah cara berpikir, cara kerja, dan bagaimana membangun nilai di dalam organisasi. Semua harus lebih adaptif, cepat, dan berbasis data. Aku pun mulai terbiasa bekerja dengan cloud, data analitik, dan tools kolaboratif yang sebelumnya terasa asing.
Teknologi yang Mengubah Cara Kita Bekerja
Beberapa teknologi benar-benar terasa dampaknya dalam hidupku:
AI membantu otomatisasi laporan dan analisis bisnis.
Big data membuat keputusan yang aku ambil jadi lebih terarah.
Cloud computing memudahkan kolaborasi, terutama saat kerja dari rumah.
IoT dan 5G mempercepat proses monitoring dan komunikasi.
Teknologi ini bukan lagi sekadar wacana, tapi sudah jadi bagian dari rutinitas harian.
Model Bisnis Baru yang Aku Saksikan Tumbuh Pesat