Mohon tunggu...
Muhammad Raihan
Muhammad Raihan Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Welcome

Selanjutnya

Tutup

Politik

Politik Agama di Indonesia

7 Desember 2019   10:33 Diperbarui: 7 Desember 2019   10:54 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Padahal ulama memiliki tempat yang istimewa di kalangan umat, yaitu sebagai penjaga dan pengawal hati umat. Maka dari itu, jika ulama masuk dalam dunia politik ditakutkan dapat memundurkan posisi ulama itu sendiri. Karena agama tidak dapat disatukan dengan politik.

Di era ini manipulator agama mulai memainkan taringnya, elit politik di Indonesia sekarang sudah mulai memainkan agama untuk kepentingan politik. Yang menjadi pertanyaan adalah apakah itu menguntungkan bagi masyarakat atau tidak? Manipulator agama itulah sebutan yang sering dipakai di Indonesia, doktrin serta dogma yang tersebar dimasyarakat sangat mudah sekali di libatkan dengan politik oleh para elit serta para manipulator agama demi kepentingan mereka mendapati kursi kekuasaan.

Para manipulator agama menggunakan berbagai strategi serta pendekatan kepada masyarakat untuk mencari simpatisan menggunakan eksistensi agama yang sangat sensitif dan mudah berpengaruh pada pemikiran masyarakat untuk mengubah pandangan mereka agar berpihak pada aktor manipulator yang memanfaatkan eksistesi agama demi kepentingan pribadi mereka.

Dari penjelasan dan contoh kasus diatas dapat disimpulkan bahwa antara agama dan politik tidak pernah surut di Indonesia. Tak jarang kasus yang melibatkan agama maupun politik menjadi konflik yang berkepenjangan. Agama juga sering kali dijadikan senjata dalam politik, seperti contoh kasus di atas yaitu kasus penistaan agama oleh Ahok.

Itulah contoh kasus ketika agama digunakan senjata dalam politik dan seakan-akan agama digunakan untuk kepentingan politik semata. Agama belum menjadi rujukan terbaik dinamika politik bangsa ini. Padahal, agama sejatinya diharapkan dapat mengeliminasi karakter utama politik yang cenderung menghalalkan segala cara untuk meraih tujuan dan kekuasaan.

* Penulis adalah mahasiswa semester 1 mata kuliah Ilmu Politik prodi Ilmu Komunikasi Fisip Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun