Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Aku Mundur Bukan untuk Kalah Tuan

7 Februari 2024   18:42 Diperbarui: 30 Maret 2024   20:12 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pinterest/cellphonemodels.club

Waktu itu Tuan, Aku diberi tahu oleh temanku. Kalau ternyata kamu punya seseorang yang spesial. Memang kamu tidak pacaran. Sebab, kamu tahu pacaran dilarang di agama kita. Tapi, kata temanku kamu dekat dengan seorang perempuan.

Ku pikir, perempuan itu adalah orang baik. Sebab itu kamu menyukainya kan? Karena ada sesuatu yang kamu sukai dari perempuan itu, entah kau suka dengan cara hidupnya,  kau suka dengan tingkah lakunya, atau kau suka dengan kecerdasannya. Aku yakin, kamu menyukainya karena dia perempuan baik. 

Baiklah Tuan, Aku ikhlas. Aku Mundur Tuan. Aku Mundur dari setiap harap-harapku untuk memilikimu. Sebab, kau sudah mengimpikan memiliki yang lain. Jika dia adalah pilihan mu, maka dia lebih utama untukmu kan Tuan?*

Selasa pagi, tepat sebelum adzan subuh berkumandang. Aku memeriksa ponselku. Dan kau tahu Tuan? Ada pesan dari nomor yang tidak dikenal. Foto profilnya perempuan berjilbab pink,  jilbabnya dililit seperti trend hari ini Tuan. 

"Aku mohon ya, Tolong! Jangan ganggu Naza dan jangan berharap kalau Naza suka sama kamu" katanya Tuan. 

Aku terkejut membacanya Tuan. Sebab, Aku dapati pesan yang begitu posesif tentang dirimu. 

"Aku, dan Naza sudah dijodohkan kalau saja Naza mau pacaran, kami sudah pacaran. Hanya saja kami tidak bisa pacaran! Kami tinggal menunggu waktu untuk segera menikah" tambahnya lagi Tuan. 

Ooohh. . Jadi, dia perempuan itu Tuan. Lalu, mengapa dia kira Aku ingin menggaumu Tuan? Apa selama ini Aku pernah menggagumu? Bahkan selama ini Aku tidak pernah menunjukkan Aku mengenalmu Tuan. Bagaimana dia tahu Aku punya rasa terhadapmu? 

"Maaf Kak, saya tidak kenal kakak dan Naza" kataku Tuan. 

Lalu dia bilang 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun