Jika perempuan itu memang bukan pilihanmu. Maka baik lah Tuan. Aku tidak mundur untuk kalah. Kemennganku hanya saat kamu bisa bahagia Tuan. Kemunduranku hanya untukmu.Â
Jika dia wanitanya, Aku tak rela untuk mundur. Maka, Aku siap berjuang untuk menjauhkannya darimu.Â
Tuan, Aku sudah berhenti berdoa kepada Tuhan Agar kau menjadi milikku.  Tapi,  Aku tak akan pernah berhenti berdoa agar kau  di jauhkan dari orang-orang yang tidak baik. Jika Tuhan, merasa Aku lah yang terbaik untukmu Tuan. Maka, Aku sanggup untuk bertahan.Â
"Itu wanita yang kau bilang baik? Dia sama sekali tidak cocok dengan Naza" Ucap Aisyah. Tuan, Alisyah temanku. Dia teman yang tahu semua tentang kisah perasaanku padamu Tuan.Â
"Itu dia Syah. Kalau dia baik, gak mungkin dia curiga sama orang yang gak dikenalnya" ucapku. Â
"Zahra, kamu jangan mundur! Aku yakin kamu lah yang sebenarnya yang dipilih Naza" Alisyah sedang meyakinkanku Tuan.Â
"Zahra, coba deh kamu pikirkan! Naza itu laki-laki yang baik, soleh, dan pintar. Sedangkan perempuan itu, dia memang kelihatan baik. Hanya saja, dia terlalu posesif. Itu namanya bukan cinta, tapi obsessi" Titah Aisyah lagi.Â
"Aku pun bukan wanita baik kan?" Kataku.Â
"Iya, tapi setidaknya kamu tidak seperti perempuan itu." Kata Alisyah lagi.Â
"Lantas bagaimana ?"Â
"Jangan mundur!"