Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Ayahku Tak Bersalah! Bunuh Saja Aku

4 Februari 2024   21:44 Diperbarui: 5 Februari 2024   02:04 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/3vqnV9GCy

Siang itu, Di beranda rumah. Ayah tengah membaca berita di sebuah koran. Dibacanya, sambil menikmati segelas teh yang disuguhkan Ibu dengan sepiring roti. 

Aku pulang, dengan wajah yang mangut. Tas  yang sedari tadi kusandang kuhantam dengan penuh emosi ke sofa. Ayahku tentu terheran dengan sikapku ini. Tak biasanya aku seperti ini. 

"Kamu kenapa Yu?" Tanya Ayah. 

Aku duduk, lalu melepaskan sepatuku. Dan membuka kaos kakiku perlahan-lahan. Sambil kuceritakan yang terjadi pada Ayah. 

"Aku kesel banget Yah,  Hari ini salah satu temenku  cerita, kalau dia dilecehkan oleh dosen pembimbingnya. Sebagai sesama perempuan aku mengajaknya ke ruang rektor untuk mengadu. Sesampai di ruangan, bukannya bicara.  Kawanku  itu malah bilang Aku sedang stress karena skripsi" Ayah menyimakku dengan baik. 

"Mungkin teman kamu itu takut. Kalau orang yang dilecehkan,  itu pasti  psikisnya terganggu "Kata Ayah.  

"Kejadian seperti ini tidak boleh terjadi, dosen itu harus di lapor ke polisi. Ayah sendiri akan melaporkannya. Ayah tak mau besok, kamu yang jadi korban selanjutnya " Sambung Ayah. 

Bibirku terbuka lebar, Aku senyum melihat kepedulian ayahku. Ayahku memang tidak mau, jika keadilan di hadapannya tidak ditegakkan. 

Baru-baru ini, ayahku yang dulunya seorang jaksa, telah dipecat dari jabatannya. Karena ayah tak mau mengambil sogokan dari napi anak seorang hakim. 

Setelah Ayah tak lagi dikejaksaan, tanah kosong yang dipenuhi dengan rerumputan dan semak-demak di belakang rumah. Disulap Ayah menjadi kebun sayur-sayuran. Ide cemerlang Ayah itu, telah membuat ekonomi keluarga kami tetap stabil, meski ayah baru saja  saja diphk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun