Mohon tunggu...
RAHMAT SODIK
RAHMAT SODIK Mohon Tunggu... Guru - Guru Penggerak

Bersyukur hari ini kemudian buat lagi mimpi baru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

26 April 2022   14:07 Diperbarui: 26 April 2022   14:09 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran yang Berpihak pada Murid

(Koneksi Antarmateri Modul 3.1 Program Pendidikan Guru Penggerak Angkatan Ke-4)

Bagaimana pandangan Ki Hajar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Filosofi Pratap Triloka Ki Hajar Dewantara yaitu Ing Ngarso Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani artinya didepan memberikan contoh/teladan yang baik, ditengah membangun kreatifitas, membuat inisiatif-inisiatif yang baik, lalu dibelakang memberikan tuntunan, mendukung para murid untuk mengekspresikan bakat dan minatnya. Pandangan Ki Hajar Dewantara tersebut akan jadi acuan pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan yang bertanggung jawab, apakah keputusan kita akan berdampak baik pada murid atau sebaliknya, namun jika pemimpin pembelajaran mengambil keputusan yang menerapkan filosofi Ki Hajar Dewantara maka yakin keputusannya akan selalu berpihak pada murid.

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Setiap orang memiliki nilai-nilai kebajikan pribadinya dengan disadari atau tidak, seperti kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kasih sayang, integritas, rajin, komitmen, percaya diri, bersyukur, lurus hati, berprinsip, kesabaran serta masih banyak lagi dan nilai-nilai tersebut akan selalu mempengaruhi dalam setiap tindakannya termasuk dalam prinsip mengambil keputusan. Ada 3 prinsip pengambilan keputusan , satu berpikir berbasis hasil akhir (Ends-Based Thinking), dua berpikir berbasis peraturan (Rule-Based thinking), tiga berpikir berbasis rasa peduli (Care-Based Thinking). Seseorang yang memiliki nilai kebajikan kasih sayang maka dalam pengambilan keputusan akan menggunakan prinsip berpikir berbasis rasa peduli, seseorang yang memiliki nilai kebajikan disiplin akan memilih prinsip pengambilan keputusan berdasarkan prinsip berpikir berbasis peraturan.

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan 'coaching' (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut. 

Proses pengambilan keputusan tidaklah mudah, butuh pertimbangan-pertimbangan agar mendapatkan keputusan yang tepat dan baik, bukan hanya itu apakah keputusan tersebut bertentangan dengan nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita atau tidak. Kegiatan terbimbing yang diberikan pendamping dan fasilitator perihal pengambilan keputusan dengan kegitan coaching sudah memberikan perubahan besar dalam diri saya. Kegiatan coaching melatih saya bisa menuntun coachee/mitra untuk mengambil keputusan yang tepat sesuai dengan potensi yang dimiliki mitra, dengan menggunakan metode yang tepat seperti metode TIRTA (Tujuan Identifikasi Rencana aksi dan Tanggung jawab) didukung juga dengan komunikasi yang memberdayakan: komunikasi asertif, menjadi pendengar aktif dan teknik bertanya efektif serta memperhatikan 9 langkah pengambilan keputusan, semua itu bisa menuntun coachee untuk dapat mengambil keputusan mandiri yang efektif karena sudah sejalan dengan nilai kebajikan, potensi, kompetensi, minat, bakat dan karakter yang dimilikinya.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan keputusan?

Dibutuhkan kesadaran penuh (mindfullness) saat membuat keputusan agar mendapatkan keputusan yang baik yang memberikan manfaat bagi orang banyak, dalam pembelajaran berarti keputusannya harus yang berpihak pada murid. Sering kali pemimpin pembelajaran dihadapkan dengan dilema etika dan mungkin disaat yang bersamaan pada saat harus mengambil keputusan guru tersebut dalam kondisi emosi yang sedang marah, kesal, sedih, atau bingung, jika dipaksakan untuk mengambil keputusan maka keputusannya akan cenderung kurang tepat tidak memihak pada murid sehingga sangat penting guru harus mampu menyadari emosinya kemudian mengelolanya dengan baik, kembalikan emosinya ke posisi tenang terlebih dahulu salah satunya bisa menerapkan teknik STOP ( Stop, Take a deep breath, Observe, Proceed), berhenti dari segala aktivitas, tarik napas dalam 2-3 kali, amati apa yang dirasakan tubuh, kemudian lanjutkan lagi aktifitas.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun