Mohon tunggu...
Rahmat Setiadi
Rahmat Setiadi Mohon Tunggu... Buruh - Karyawan swasta yang suka nulis dan nonton film

Saya suka baca-tulis dan nonton film.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pesan Moral Tak Bermoral

6 Januari 2023   13:52 Diperbarui: 6 Januari 2023   13:55 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika pimpinan perusahaan menyediakan bonus sebuah mobil bagi pekerja yang dapat memenuhi target, sesungguhnya ia tengah menargetkan sepuluh mobil untuk diri dan keluarganya.

Ketika pengusaha sukses bercerita masa merintis usaha dengan segala kesulitannya, jarang sekali mengungkapkan modal uang pengembangan usaha, karena modal merupakan ranahnya sebagai orang besar. Ranah orang kecil adalah falsafah, bermodal kegigihan, hemat, rajin, disiplin/nurut pada pengusaha.

Orang besar tugasnya menyampaikan pesan. Diterima atau tidak ia akan melakukan pekerjaan utamanya yaitu jangan ada orang besar baru tanpa berhutang pada mereka, tidak bisa besar tanpa campur tangan mereka.

Sesama orang besar tidak saling mendahului. Mereka membagi rata jatah yang tersedia, membelah bumi untuk sesama mereka, bersama memberdayakan potensi yang ada. Mereka mempersilahkan publikasi atas mereka sesuai dengan yang mereka kehendaki atas dasar privasi dalam etika komunikasi. Orang kecil sangat terbatas mengetahui banyak tentang orang-orang besar.

Orang besar tidak butuh negara karena mereka yang membuatnya.  Pesan dari orang besar tidak bisa diterima oleh semua orang kecil, kecuali orang besar itu sekaligus sebagai orang kecil. Orang besar membagi banyak pesan dengan sedikit membagi uang dan kesempatan. Mereka membangun brankas di banyak tempat dengan pengamanan ektra ketat.

Yah! Pesan moral seolah menjadi bacaan yang menunjukkan telah matinya era falsafah, berakhirnya masa peradaban nasehat. Pesan-pesan orang tua kita terkubur oleh beredarnya pesan-pesan moral yang didominasi oleh orang-orang besar. Falsafah lokal, kedaerahan, bahkan pesan kenegaraan kian redup tertutup oleh pesan moral lintas agama, lintas ideologi, lintas batas teritorial.

Pesan moral mencoba membangkitkan kembali masa keemasan para motivator, para tetua adat, para sepuh kampung. Menggugah semangat agar berlomba memperebutkan sisa-sisa sumberdaya yang tercecer dari genggaman orang-orang besar.

Miris memang jika pesan moral datang dari orang yang tidak bermoral. Tapi tidak mungkin diperdebatkan, karena moral adalah privasi. Kita hanya boleh menyimak, mendengarkan kata-kata kebaikan tanpa melibatkan orang yang mengatakannya. Nikmat itu sederhana, caption dari menu restoran bintang lima. Huh!

Dan terakhir, apa pesan moral yang bisa anda ambil dari uraian di atas? Tetap semangat dan semoga sehat bahagia selalu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun