Al-Qur'an merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Saw. Kitab ini memiliki keistimewaan, salah satunya adalah penggunaan bahasa Arab sebagai media wahyu. Meskipun Al-Qur'an ditulis dalam bahasa Arab, yang merupakan kosakata yang umum digunakan oleh masyarakat Arab, namun karakteristik bahasa Al-Qur'an berbeda dari bahasa Arab yang digunakan pada masa itu. Bahasa Arab yang berlaku saat itu merupakan bahasa yang dibentuk oleh manusia dengan beragam sifat, ada yang kasar, ada yang halus dan indah terdengar, dan ada juga kebohongan yang ditoleransi dalam karya para penyair. Ini merupakan salah satu sifat dari bahasa manusia. Sedangkan kalimat-kalimat dalam Al-Qur'an adalah kalimat Ilahi, bukan syair, puisi, atau prosa seperti bahasa manusia pada umumnya. Al-Qur'an memiliki daya tarik yang mendalam bagi akal dan kalbu (M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, 36).
Kedudukan Bahasa Arab Pra-Islam
Ketika Mekkah menjadi pusat aktivitas dan pertemuan berbagai kabilah, di sanalah masyarakatnya memerlukan sarana untuk saling memahami, termasuk dalam dialek dan bahasa yang digunakan. Maka diadakanlah al-Aswaq (pasar-pasar) yang berfungsi sebagai pusat perdagangan dan kebudayaan. Di sana, diadakan berbagai perlombaan dan diskusi mengenai karya sastra, baik syair maupun pidato (Mudjia dan Kholil, Sosiolinguistik Qur'ani, 40). Dalam perlombaan tersebut, setiap peserta dituntut untuk memikat perhatian hadirin dengan menciptakan bahasa yang semenarik mungkin. Ternyata dialek orang-orang Quraisy-lah yang selalu mendominasi perlombaan dan dianggap lebih unggul dibandingkan dengan dialek-dialek lainnya.
Syair atau puisi yang menang dalam perlombaan tersebut dipamerkan dengan cara digantung di dinding Ka'bah. Syair-syair tersebut dikenal dengan sebutan "mu'allaqat" (Al-Zauzan, Syarh al-Mu'allaqat al-Sab', 9). Oleh sebab itu, di bawah kepemimpinan suku Quraisy, bahasa Arab diakui sebagai bahasa utama dan memiliki posisi terhormat di tengah kehidupan masyarakat.
Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa utama dari kelompok bahasa Semit dan merupakan bahasa yang memiliki sejarah tertua. Bahasa ini memiliki beberapa bahasa serumpun. Bahasa-bahasa Semit yang lain, seperti bahasa Suryani, Ibrani, Phoenisia, Aramaic, Arab, Mahri-Scotri dan Ethiopia, umumnya memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Â Tiga konsonan akar katanya saling berkaitan;Â
2. Â Memiliki kesamaan dalam pembentukan akar kata yang nominal dan verbal;Â
3. Â Memiliki kesamaan yang besar dalam bentuk-bentuk kata ganti dan penggunaannya dalam infleksi verbal;Â
4. Â Memiliki dua masa utama;Â
5. Â Memiliki kesesuaian dalam susunan dan binaan ayat-ayatnya yang penting.Â