Tepak Sirih Melayu merupakan benda budaya yang sudah lama menjadi bagian dari adat suku Melayu di provinsi Riau. Tepak sirih dapat digambarkan sebagai suatu kelengkapan yang selalu hadir di dalam upacara adat, kalangan adat, bahkan hingga di acara pemerintahan maupun masyarakat umum. Tepak sirih sudah sangat terkenal sebagai salah satu ikon yang menonjol di Bumi Lancang Kuning, begitu julukan bagi provinsi Riau.
Di dalam satu tepak sirih terdiri dari berbagai macam bahan yang nantinya akan dimakan oleh orang yang disuguhkan. Isi dari tepak sirih meliputi daun sirih, gambir, tembakau, pinang, cengkeh, kapur, dan kacip. Tepak sirih sendiri terbagi menjadi 2 bagian, yakni bagian atas dan bagian bawah. Pada bagian atas, akan diisi oleh 4 cembul yang berurutan mulai dari pinang, kapur, gambir, dan tembakau. Sedangkan dibagian bawah terdapat sirih, cengkeh, dan kacip.
Daun sirih yang disusun di dalam tepak memiliki makna tersendiri bagi masyarakat suku Melayu Riau. Bagi mereka sirih yang disusun sedemikian rupa guna memperlihatkan tertib ketika “Mengapur Sirih”, begitu sebutan bagi orang yang disuguhkan Tepak Sirih. Daun-daun sirih disusun dengan cara dilipat bersisip satu dengan yang lainnya dan disamakan tangkainya. Satu Tepak Sirih diisi empat hingga lina lembar daun sirih. Sirih yang dilipat wajib dibuat agar ekor sirih tidak terlihat. Ekor sirih tidak boleh dinampakkan, karena hal itu dianggap sebagai sesuatu yang kurang sopan dan terkesan tidak menghormati tamu. Tepak Sirih yang telah lengkap isinya akan dihias dan dibungkus dengan kain songket khas Melayu.
Tradisi memakan sirih sudah tidak asing lagi bagi masyarakat suku Melayu Riau. Diketahui bahwa tradisi ini sudah ada sejak lama, yakni diperkirakan 3.000 tahun lamanya. Tepak Sirih memiliki makna yang mendalam bagi masyarakat suku Melayu Riau. Bagi mereka, Tepak Sirih merupakan lambang penghormatan pada upacara penyambutan tamu, pernikahan, dan penganugerahan gelar adat serta berbagai acara resmi lainnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI