Mohon tunggu...
Rahmat Hadi
Rahmat Hadi Mohon Tunggu... karyawan swasta -

@rahmathadi

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kudekap Mama di Sisi Baitullah

4 Oktober 2014   22:00 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:22 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_327305" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi) Aku dan Mama di sisi Baitullah"][/caption]

Artikel ini aku tulis untuk mengobati kerinduanku yang teramat mendalam kepada malaikat penjagaku yang saat ini sedang jauh dariku di Jakarta, Mama.  Hari ini adalah hari menjelang lebaran Idul Adha dimana kami sering merayakannya hanya berdua saja di Jakarta. Namun karena saat ini aku sedang ada assignment sementara waktu di kota Yangon, Myanmar dan Mama memilih tetap berlebaran seorang diri di Jakarta.  Jadilah kami berlebaran haji di rentang jarak dan waktu yang berbeda namun aku yakin rasa rindu dan hormat senantiasa menjalin keterikatan kami berdua.

Mama, sosok yang sangat aku kagumi, hormati dan cintai. Selama aku pindah ke Jakarta, dari 3 bersaudara Mama memilihku untuk tinggal bersama. Sebuah kehormatan besar bagiku karena artinya aku diberikan kesempatan untuk menunjukkan baktiku kepada beliau. Aku sepenuhnya sadar bahwa hal itu masih tak ada artinya dibanding segala hal dan pengorbanan yang selama ini beliau  perbuat demi kehidupan yang aku jalani saat ini. Jika lebaran Idul Fitri, karena cukup panjangnya wakt berlibur kami sering melewatkannya di Makassar dan berkumpul dengan keluarga besar kecuali beberapa kali aku melakukan long trip. Namun lebaran Idul Adha atau kita kenal dengan lebaran Haji lebih banyak aku habiskan berdua dengan mama karena liburnya hanya sehari jadi kami memilih berlebaran berdua saja di Jakarta.  Jadilah setiap tahun kami selalu mempersiapkan lebaran bersama di dapur, kecuali tahun ini.

Sebagai seorang anak, aku cukup tahu bahwa berkunjung ke Baitullah adalah keinginan terbesar mama yang sudah terpendam sejak lama. Tanpa sepengetahuan beliau, aku menabung demi mewujudkan keinginan itu. Hingga suatu malam 2 tahun yang lalu, aku memberikan beliau kejutan dengan memberi kabar bahwa kami akan melakukan umrah bersama sekaligus akan mengunjungi Mesjid Al Aqsha di Jerussalem, Palestina.  Aku masih bisa mengingat betapa gembiranya beliau yang serta melakukan sujud syukur dan langsung berdiri memelukku. Kami berdua menangis bahagia karena bisa mewujudkan keinginan salah satu keinginan yang sudah terpendam sejak lama.

[caption id="attachment_327308" align="aligncenter" width="360" caption="(Doc.Pribadi) Aku dan Mama di sisi Baitullah"]

14124090851457416987
14124090851457416987
[/caption]

Bersama dengan rombongan umroh lainnya, kami tiba di Mekkah saat tengah malam dan langsung menuju Baitullah untuk melakukan Tawaf.  Lagi-lagi Mama berurai air mata saat pertama kali melihat Baitullah sesaat kami sudah masuk ke Masjidil Haram.  Kami segera melakukan semua prosesi umroh mulai dari tawaf dan Sa’i yang diakhiri dengan pengguntingan rambut. Setelahnya aku mengajak Mama kembali ke sisi Baitullah, aku meminta beliau duduk bersisian dengan Ka’bah dan aku mulai bersujud dan mencium kaki beliau sambil memohon maaf atas semua salah dan dosa yang telah aku perbuat.  Meminta maaf pada orang tua di depan Rumah Allah rasanya tak bisa diungkapkan kata.  Tak ada kata yang bisa keluar dan perasaan menyesal dan bersalah hanya terwakili dengan air mata yang mengucur tanpa bisa dihentikan . Kami berdua lalu berdiri dan berpelukan di sisi Baitullah. Semua rasa cinta yang aku miliki aku curahkan ke Mama. Kudekap beliau dengan segenap rasa sayang di sisi rumah Allah yang selama ini menjadi dambaan hatinya. Karena mama sangat lelah, aku mengijinkan beliau untuk tidur di atas karpet tak jauh dari Hij’r Ismail hingga tanpa aku sadari aku juga tertidur di sisi beliau. Jadilah kami berdua melewatkan malam pertama di tanah suci dengan tidur di sisi Baitullah. Kami baru terbangun saat dibangunkan oleh rombongan lain untuk melaksanakan shalat subuh.

[caption id="attachment_327312" align="aligncenter" width="360" caption="(Doc.Pribadi) Aku dan Mama usai Sa"]

141240936764726560
141240936764726560
[/caption]

Selama di Mekkah, Alhamdulillah Mama tidak pernah mengeluh atau merasa sakit, mungkin karena semangat dan perasaan beliau yang diliputi kegembiraan. Aku juga sangat gembira melihat Mama yang sangat bersemangat menjalani semua prosesi umroh.  Beberapa peristiwa unik kami alami di sisi Baitullah. Saat aku antri untuk melakukan shalat sunnah di Hij’r Ismail, tiba-tiba salah seorang jamaah yang tak aku kenal menarikku untuk berdiri dan melakukan shalat sunnah di sampingnya walaupun di awal tempat itu terasa sangat sempit. Begitu juga saat aku dan mama berpisah dengan rombongan dan hanya berjalan berdua saja untuk berfoto di depan Kabah,  saat aku dan mama mencoba foto berdua (waktu itu tak bawa tongsis) tiba-tiba seorang wanita arab datang dan menawarkan untuk memotret kami berdua.

Semua prosesi umroh berjalan dengan lancar hingga kami meninggalkan Mekkah untuk terbang menuju Jordania dan selanjutnya menuju ke Mesjid Aqsha di Baitul Maqdis, Jerussalem, Palestina. Banyak yang kami kunjungi di sana. Selain ke Laut Mati, kami mengunjungi Mesjid dan Makam Nabi Ibrahim di Hebron, jalan-jalan ke kota tua Jericho, mengunjung Makam  Nabi Musa dan pastinya menjelajah di lorong-lorong kota Jerussalem serta mengunjungi salah satu mesjid paling bersejarah dalam dunia Islam, Mesjid Aqsha di Baitu Maqdis. Nantikan ulasannya di blog ini..

[caption id="attachment_327309" align="aligncenter" width="640" caption="(Doc.Pribadi) Aku dan Mama di Palestina"]

141240914359140868
141240914359140868
[/caption]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun