Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Freshgraduate Psikologi UST

Psychology enthusiast, penulis dan pembaca, masih terus mencari definisi "manusia" secara utuh.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Psikologi Minder & Insecure, Pahami Kurang "Pede" lewat Inferiorty Complex

3 September 2025   12:13 Diperbarui: 4 September 2025   00:54 336
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Sumber: albertoadan/Pixabay.com

Kita pernah tetap minder atau insecure walaupun sudah mencoba untuk lebih percaya diri? Penjelasan mengenai kegagalan tersebut dapat kita ketahui lewat psikologi minder dan insecure yang berasal dari teori "Inferiority Complex"-nya Alfred Adler.

Alfred Adler adalah seorang psikolog psikoanalisis dari Austria yang awalnya bermazhab psikoanalisis namun punya pendekatan tersendiri bernama psikologi individual.

Pada kaitannya dengan minder dan insecure, Adler beranggapan bahwa manusia sejatinya punya rasa lemah dan menjadi motivasi untuk berkembang.

Adler memiliki teori Inferiority Complex yang dapat kita buat sebagai penjelasan melalui pendekatan psikologi minder dan insecure itu. Mari simak ulasan teori Inferiority Complex dan solusinya mengatasi minder.

Inferiority Complex: Mengapa Kita Minder dan Insecure

Inferiorty Complex menurut APA adalah perasaan ketidakmampuan dan rasa tidak aman yang terus-menerus, akibat keyakinan keliru bahwa seseorang secara fisik atau psikologis kurang baik dibanding orang lain.

Menurut Adler sendiri rasa inferior ini muncul semenjak kita lahir karena saat itu kita merasa lemah dan perlu dukungan. Beranjak dewasa kita harus berkembang karena adanya tekanan sosial dan sedikit demi sedikit menghilangkan kelemahan diri kita.

Adler percaya bahwa kita semua memiliki perasaan inferior yang dijadikan motivasi untuk menjadi lebih baik. Dorongan tersebut membuat seseorang ingin lebih berkuasa atau superior, Adler menamainya striving for superiority.

Pada awalnya kita lihat sebenarnya rasa minder dan insecure ini bisa muncul karena kelemahan yang dapat menjadi motivasi berkembang lebih baik.

Minder dan insecure dapat menjadi sebuah masalah ketika kita tidak bisa mengurangi kelemahan kita. Hal tersebut terjadi karena mungkin ada keterbatasan yang tidak bisa kita lampaui.

Penyebab dan Cirinya di Kehidupan Nyata

Setiap orang memiliki kekurangan dan tentunya setiap orang juga punya kelebihan. Tapi rasa inferior yang tidak teratasi sehingga muncul minder dan insecure punya penyebab yang dapat ditelusuri.

Beberapa penyebab yang pasti jika melihat pendekatan psikoanalisis berasal dari pola asuh dan interaksi sosial yang buruk.

Banyak anak yang minder dan insecure selalu berasal dari keluarga yang selalu membanding-bandingkan antar saudaranya. Anak yang selalu dibandingkan ini membuat mereka tidak pernah cukup membuktikan diri.

Tekanan sosial yang hadir karena standar kecantikan dan pengaruh media sosial juga berperan memupuk minder dan insecure. Penolakan atas rupa fisik dan ekonomi sering membuat orang merasa inferior.

Apa yang Bisa Kita Lakukan?

Sebenarnya jika kita dapat berkembang secara sehat, kita dapat membuat rasa inferior dari minder dan insecure ini sebagai motivasi untuk berkembang lebih baik. Jika tidak bisa menghilangkan hal yang membuat lemah tersebut juga kita dapat melakukan skema kompensasi.

Kompensasi yang dimaksud jika menurut pembahasan Inferiorty Complex ini adalah dengan mengimbangi kekurangan tersebut dengan kelebihan lain. Misal seorang yang lemah secara fisik bisa mengembangkan talenta akademik dan sebaliknya.

Fokus pada interaksi sosial juga dapat mengurangi rasa minder akan kelemahan kita. Kontribusi kita pada masyarakat juga dapat membuat kita lepas dari tekanan sosial.

Gaya hidup yang sehat dan kreatif tidak harus sesuai standar masyarakat yang ada tapi pada kesejahteraan individu atas penerimaan kelemahannya.

Psikologi rasa minder dan insecure memang masih perlu dibahas lebih banyak untuk menyelesaikan masalah ini.

Artikel dari Berkeley Well Being Institute menjelaskan bahwa rekonstruksi pikiran dengan menantang pikiran negatif atas kekurangan diri kita juga menjadi solusinya. Teknik ini mirip seperti Cognitive Behavioral Theraphy (CBT) sebagai terapi perubahan perilaku lewat pikiran.

Perlu kita ketahui melawan rasa minder dan insecure datang dari diri kita sendiri. Fokus pada kelebihan kita dan merayakan hal kecil atas pencapaian kita bisa melatih kepercayaan diri kita.

Jika memang rasa minder dan insecure ini sudah mengganggu kehidupan kita, jangan ragu untuk meminta dukungan profesional seperti konselor, psikolog atau psikiater.

Rasa minder dan insecure merupakan hal yang alami jika melihat teori dari Adler. Memahami akar penyebab dan juga fokus pada kelebihan menjadi solusi untuk menyelesaikan rasa minder dan insecure kita.

Yuk fokus pada kelebihan kita dan mari lebih percaya diri.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun