Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cukai Naik Tak Halangi Dorongan Psikologis Merokok

11 November 2022   15:10 Diperbarui: 11 November 2022   15:22 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stereotipe bahwa merokok keren dan maskulin turut andil dalam membentuk kebutuhan sintesis ini dalam alam bawah sadar manusia.


Terlebih kita tahu bahwa adiksi merokok sangat besar karena nikotin di dalamnya sehingga orang akan merasa kehilangan sesuatu jika belum merokok. 

Jika menaikan harga cukai rokok sebagai suatu cara untuk mengurangi dorongan merokok hanya akan memeras para perokok dengan adiksi mereka.


Simpulan


Cukai rokok yang naik hanya akan menghisap habis uang para perokok karena mereka punya adiksi yang jauh lebih sulit dihilangkan walau dengan rasionalisasi apapun seperti peraturan ini.

 Dorongan psikologis seseorang untuk merokok memang sangat rumit tapi bisa kita temukan solusinya selain penaikan bea cukai rokok.



Dalam artikel ini memang hanya memaparkan masalah psikologisnya saja tanpa solusi karena kita tahu bahwa orang-orang di instansi pemerintahan adalah orang cerdas yang dibiayai rakyat untuk mencari solusinya bagi kebaikan rakyat. 

Sebelumnya saya bukan perokok juga bukan pro rokok tapi hanya kontra terhadap peraturan ini.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun