Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"The Little Albert", Eksperimen Psikologi Terkelam yang Melanggar Etika

12 Maret 2022   19:18 Diperbarui: 12 Maret 2022   19:24 5796
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi "Little Albert ". Sumber: pixabay.com 

Watson menolak segala pandangan psikologi yang merujuk pada dunia alam bawah sadar seperti yang digagas para penganut aliran psikoanalisis.


Watson percaya bahwa tingkah laku manusia berasal dari responsnya pada lingkungan dan itu membuat manusia merupakan sebuah produk dari lingkungan. 

Secara lebih jelas, terdapat empat unsur dari terbentuknya perilaku, yakni dorongan, stimulus, respons, dan penguatan.


Unsur dorongan sifatnya dari dalam individu tersebut namun terdapat unsur stimulus dan penguatan yang berasal dari luar dan membuat sumber perilaku lebih dominan ditentukan oleh pengaruh luar. 

Hal ini juga membuktikan bahwa seorang manusia dapat dimodifikasi perilakunya jika kita dapat mengatur stimulus dan penguatan di sekitarnya.


Watson juga sangat optimis dengan teorinya ini bahkan ia pernah berkata "berikan kepada saya sepuluh orang anak, maka saya akan jadikan mereka sesuai dengan kehendak saya".


Eksperimen "Little Albert" Untuk Pembuktian Pengkondisian Klasik



Dengan teori behaviorisme yang digagas oleh Watson ini membuat ia percaya bahwa stimulus yang dikondisikan dapat mengontrol perilaku dari seseorang, konsep ini di sebut pengkondisian klasik. 

Sebetulnya teori pengkondisian klasik sudah lama digagas oleh Ivan Pavlov yang melakukan eksperimen dengan subjek anjing, namun Watson merasa perlu untuk melanjutkan ke tahap subjek manusia.


Sehingga pada tahun 1920, Watson bersama dengan muridnya yakni, Rosalie Rayner melakukan eksperimen dengan nama Little Albert atau dalam bahasa Indonesia berarti si Albert Kecil. Eksperimen ini menggunakan subjek seorang bayi yang berusia 11 bulan dengan nama samaran "Albert".


Penelitiannya yaitu dengan menunjukkan tikus putih kepada si Albert kecil dan saat Albert ingin menyentuh si tikus putih tersebut maka akan ada suara keras hantaman palu pada batang besi yang sengaja dibuat untuk menakuti si Albert. Dan tentu saja Albert kecil menangis.


Eksperimen yang dilakukan hingga tujuh kali ini (dua sesi dalam seminggu) membuat saat Albert hanya diperlihatkan tikus putih saja membuat dia menangis dengan keras. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun