Mohon tunggu...
Rahmad Alam
Rahmad Alam Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa psikologi UST, suka menulis dan rebahan.

Seorang mahasiswa fakultas psikologi universitas sarjanawiyata tamansiswa yogyakarta yang punya prinsip bahwa pemikiran harus disebarkan kepada orang lain dan tidak boleh disimpan sendiri walaupun pemikiran itu goblok dan naif sekalipun.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Mendung Tanpa Hujan

23 November 2021   21:19 Diperbarui: 23 November 2021   21:28 497
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. (Sumber: pixabay.com )

Telah ditutup sang pelita
Awan telah memenuhi angkasa
Mengubahnya jadi gelap gulita
Mereka yang di jalan jadi pupus asa

Mendung menculik sang surya
Membuatnya tersekap tanpa cahaya
Langit berubah hitam legam
Kilat datang penuhi undangan

Cahaya halilintar bersemburat kejam
Guntur memekakkan telinga semua insan
Awan telah memenuhi cakrawala
Bak raja baru menduduki singgasana

Namun langit Tak menurunkan hujan
Awan tak mau melepas air
Sawah juga tak kunjung basah
Membuat ragu para pemegang payung

Lepaskan lah segala sendu yang ada
Mendung tanpa hujan hanya membawa guntur
Sedih dalam hati bak awan yang membumbung tinggi
Tangismu membuat mendung lekas pergi

*****

(Rahmad Alam, untuk yang memendam sedih)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun