Mohon tunggu...
Rahma Sofiannisa
Rahma Sofiannisa Mohon Tunggu...

Mahasiswa Teknologi Pangan Universitas Padjadjaran 2010. Kampanye Pangan Lokal. \r\n\r\nTravelling. i travel. i write. \r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Yuk, Berkunjung ke Pasar Malam!

22 September 2012   08:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:00 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berkunjung ke suatu pasar malam bagi anda mungkin pengalaman yang biasa saja. Namun bagi saya yang hampir tidak pernah ke pasar malam seumur hidup saya, maka itu menjadi pengalaman yang luar biasa.

Weekend menjadi hari yang paling dinanti-nanti bagi saya, setelah jenuh dengan berbagai rutinitas kuliah dan berbagai kegiatan yang menguras energi dan semangat selama seminggu. Oleh karenanya, saya selalu berusaha me-recharge semangat saya kembali saat weekend dengan berbagai kegiatan refreshing. Bagi saya yang hobi jalan-jalan, refreshing lebih banyak dilakukan dengan cara travelling, jalan-jalan, cuci mata dan kegiatan lainnya yang intinya "jalan-jalan".

Seperti weekend yang lain, malam itu saya memutuskan untuk pergi ke pusat kota bandung untuk menonton video mapping di gedung sate. Namun kebetulan hari itu dilakukan pengalihan arah oleh polisi, sehingga jalan dari jatinangor ke bandung harus melewati Pasar Cileunyi. Biasanya, saya menghindari jalan ini, karena macet, banyak angkot ngetem dimana-mana. Namun karena adanya pengalihan, saya terpaksa melewati daerah macet itu.

Saya sudah pasrah saja terkena macet parah. Namun, di tengah kemacetan itu saya menemukan sesuatu yang menarik. Pasar Malam. Oh, ini biang kemacetannya! Sebuah pasar malam yang ramai dipadati orang! Wahana-nya pun banyak, ada bianglala, kora-kora dll. Wah, nampaknya asyik sekali naik kora-kora itu pikir saya! Saya pun melanjutkan perjalanan ke bandung sembari mengingat-ingat bahwa pada kesempatan weekend yang lain, saya harus mengunjungi pasar malam itu!

Dan weekend pun tiba! sungguh saya benar-benar menunggu weekend itu datang! Selama kuliah seminggu itu, pikiran saya cuman pasar malam, dan pasar malam. Mungkin terdengar norak, tapi saya benar-benar ingin ke pasar malam itu! Jadi, weekend malam itu, sehabis Isya dengan naik motor bersama sahabat saya, novi, kami menuju Pasar Malam itu.

Setibanya disana, pasar malam sudah ramai sekali. Pertama-tama, kami memutuskan untuk berkeliling melihat-lihat keadaan pasar malam. Kami mulai menyusuri satu persatu berbagai jenis dagangan yang ada disana, mulai dari aksesori, baju, sepatu, perabot memasak, alat elektronik, mainan anak-anak hingga berbagai penjaja makanan turut menghiasi suasana pasar malam. Tentu saja, pasar malam bukanlah sekedar wahana-wahana permainan, harus ada "pasar"-nya, kalau gak mungkin kita nyebutnya "arena bermain malam" :)

Sembari berkeliling kami pun mulai melihat wahana-wahana permainan yang tersedia. Saya yang memang sudah "ngebet" pengen naik bianglala pun langsung menuju wahana ini. Setelah membayar tiket yang cuman 5 ribu rupiah saja, kami duduk berhadapan dalam suatu tempat mirip "kurungan ayam" yang sangat sempit. Ternyata, rasanya begini di dalamnya! Sungguh sensasi-nya sangat berbeda dengan naik bianglala di dufan atau taman hiburan lainnya. Bila anda naik bianglala biasa, anda tidak terlalu merasa "berputar" dan ketika bianglala berputar turun ya rasanya biasa saja. Tapi ini lain! ketika bianglala mulai turun, anda merasa jantung anda ikut "turun" juga.. seperti turun dari ketinggian ! Hal ini semakin menegangkan ketika sudah menjelang akhir permainan, si aa "operator" mulai mempercepat putaran.. waaaw! semakin terasa sensasinya!!

Wahana lain yang saya naiki hari itu adalah kora-kora. Sebuah kora-kora mini. Hanya dengan membayar biaya 5000 rupiah anda sudah bisa menaiki wahana ini. Berbeda dengan bianglala yang nampaknya selalu berputar meski penumpangnya hanya satu orang, kora-kora ini baru jalan ketika penumpang sudah penuh. Jadilah kami menunggu, hingga si aa operator memutuskan untuk menjalankan kora-kora. Cara menjalankannnya cukup unik. Jadi, si aa operator mulai mendorong perahu ke kanan dan ke ke kiri hingga kora-kora bergerak. Lama-lama dengan bantuan mesin, kora-kora naik semakin tinggi, tinggi dan tinggi sekali! Adapun pengamannya hanya sebuah penahan besi yang harus anda pegang kuat-kuat bila ya tidak mau terlempar. Dan kami jadi tontonan. Tentu, tidak semua orang datang ke pasar malam untuk naik wahana, ada yang datang untuk sekedar cuci mata atau berbelanja. Dan kora-kora sebagai pusat hiburan di pasar malam adalah wahana yang sangat menarik ditonton orang-orang!

Sensasi kora-kora tentu lebih ekstrim dibanding bianglala "putaran ekstrim" tersebut! Namun bukan kora-kora namanya kan kalau tidak begitu? Makin lama kora-kora makin bergoyang tinggi, kami para penumpang pun mulai berteriak "sudah a! sudah! peace!" dan si aa operator malah makin menjadi-jadi! walau akhirnya dia menyudahinya juga (berhenti secara manual) dan kami semua se-kora2 membuat hand sign simbol PEACE kepada si aa! :)

Tadinya malam itu kami mau lanjut memasuki rumah hantu, tapi karena hari sudah semakin malam dan kami sama-sama penakut akhirnya tidak jadi. Lain kali saja, sekalian bawa teman yang pemberani pikir kami. Kami pun pulang dengan perasaan senang.. ya sudah lama kami tidak mengunjungi pusat hiburan rakyat malam-malam begini! Saya berpikir, mungkin awal mulanya dufan terbentuk dari kelompok pasar malam seperti ini, tapi ya itu hanya sekedar pemikiran saja.. Dengan adanya pasar malam seperti ini, kalangan masayarakat menengah ke bawah yang tidak memiliki cukup uang untuk berkunjung ke dufan atau Trans Studio bisa menikmati hiburan yang sama.

Meski demikian, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, terutama masalah safety. Safety penting sekali karena menyangkut jiwa seseorang, dan saya merasa tingkat safety tiap wahana harus lebih ditingkatkan. Tingkah laku aa operator yang hobi menaikkan kecepatan wahana "gila-gilaan" juga perlu dikurangi, sebab meskipun itu membuat "seru", tapi mengingat keterbatasan wahana dan menyangkut masalah safety hal itu juga harus diperhatikan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun