Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis: Kuliah Kerja Njomblo

28 Agustus 2019   18:50 Diperbarui: 28 Agustus 2019   18:56 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/Antranias

Nasib mujur malah lagi-lagi hinggap pada Bursh. Ia mendapatkan anggota kelompok yang rata-rata incaran para ikhwan kampus. Ada yang cantik, anggun, juga sholehah. Hal itu telak membuat Bursh makin bersemangat lagi menunjukan eksistensinya sebagai ikhwan borjuis. Saking bangganya, Bursh bahkan acapkali memanas-manasi grup KIMBERLI dengan foto kegiatan KKN para anggotanya.

Ical, Dede dan Wahyu sedikitnya memang panas dengan apa yang beritakan oleh Bursh. Tetapi mereka sadar, iri kepada Bursh hanya akan membebani pikiran mereka saja. Kini yang terpenting bagi mereka adalah bagaimana cara dan siasat agar setelah KKN selesai akan ada seorang akhwat yang bisa mereka ajak pulang ke rumah dan dengan bangga ketika bertemu dengan orang tua mereka bisa berkata tegas "Mak, ini calon ibu dari anak-anaku".

Hari-hari KKN sudah dimulai. Awalnya kesan malu dan jaga image masih tampak lekat menyelimuti seluruh anggota kelompok. Tak terkecuali bagi Ical, Dede dan Wahyu. Apalagi mereka memiliki misi suci. Tentu untuk melancarkan misi itu diperlukan strategi kepribadian dan tingkah laku yang teramat sangat ekstra super hati-hati. Tujuannya jelas agar sang dambaan hati tidak merasa risih, takut, apalagi jijik dengan mereka.

Ical lebih menggunakan pendekatan disiplin untuk memikat hati para akhwat. Ia percaya pada teori bahwa akhwat lebih suka kepada pria yang disiplin dan taat aturan. Maka tak heran selama KKN Ical berubah menjadi sosok yang sangat tepat waktu, ia selalu bangun sebelum jam 4 pagi, dekat jauh berkendara selalu memakai helm, makan selalu habis, dan on time dalam segala agenda. Dari upayanya tersebut, Ical merasa ada sedikit respect yang ditunjukan para anggotanya, terutama dari akhwat yang diincarnya, dan jelas itu membuat Ical makin teguh pendirian untuk mempertahankan strategi disiplin sampai akhir KKN.

Dede lain lagi strategi utamanya. Ia mendasarkan langkahnya pada dasar teori bahwa akhwat sangat menyenangi ikhwan yang humoris. Percaya atau tidak, Dede yakin sekali ini sangat benar adanya. Ia mencontohkan gagasannya itu dengan dukungan berbagai pengalaman para tetangganya di kampung. Banyak yang menuturkan bahwa rahasia sukses bagi mereka mendapat dambaan hati adalah karena sifatnya yang suka melucu.

Berdasar kerangka teori dan fakta empiris yang ia punya. Dede mempraktikan hal itu pada kesehariannya selama KKN. Selalu saja ia berusaha melucu ketika memang ada momen yang pas untuknya mengeluarkan jurus humornya. Dan dengan begitu nampak keseharian kelompoknya tidak lepas dengan suasana yang riang dan gembira. Seolah tertawa menjadi proker wajib yang mesti terlaksana.

Ia akan bertambah senang manakala wajah sumringah dan garis senyum terlihat pada wajah akhwat yang diincarnya. Maka dari itu ia semakin yakin bahwa jika strategi ini dipertahankan sampai akhir KKN bukan tidak mungkin akhwat yang diincarnya itu bisa benar-benar didapatkannya.

Strategi Wahyu berbeda lagi adanya. Ia lebih mempercayai pada dalil teori bahwa akhwat sangat senang pada ikhwan yang rajin. Oleh karenanya, Wahyu bermetamorfosa menjadi ikwan yang rajin, ia gemar bersih-bersih, beres-bers, dan terlibat aktif dalam setiap kegiatan. Ia rasai bahwa para anggotanya terutama yang ia incar menjadi kagum akan sikapnya yang rajin. Maka ia meneguhkan diri sampai KKN selesai sikap rajinnya tidak akan ia kurangi sedikitpun, bahkan akan terus coba ditingkatkan.

Waktu demi waktu berjalan, mengantarkan pula Ical, Dede dan Wahyu pada akhir perjalanan KKNnya. Seperti janjinya, mereka melaksanakan strategi pemikatnya sampai akhir KKN. Namun saat ketiganya bertemu saat kembali menjalani aktifitas kuliah seperti biasa di kampus, mereka terlihat murung. Sambil ragu-ragu Ical membuka pembicaraan

"Gimana hasil KKN bro?"

"Negatif" balas Wahyu lemah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun