Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Babad Ikhwan Mistis: Muktamar Kaum Mistis [Part 2]

12 Mei 2019   13:18 Diperbarui: 12 Mei 2019   13:35 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: Pixabay/AlexAntropov86

Perdebatan yang terjadi antara kaum proletar dan borjuis semakin mengarah kepada barbarisme. Wahyu dan Bursh bahkan terlihat sudah tak mampu mengendalikan emosinya. Muka para ikhwan mistis yang lain juga sudah merah padam, dengan pula tatapan tajam penuh amarah. Bahkan sosok Eri yang terkenal adem pun kini begitu jauh berbandung terbalik dari biasanya. Namun dibalik itu semua Yai Izan tetap saja diam, dan malah asyik ngemil makanan ini dan itu.

Ketika suasana makin tidak kondusif Yai Izan bangkit dari duduknya. Para ikhwan mistis seketika terperanjat kemudian hening. Yai Izan berdiri tegak sambil menatap setiap ikhwan mitsis yang hadir pada muktamar itu. Ical hanya terdiam kebingungan "Ini Yai Izan kok aneh banget" Pikirnya dalam hati. Yai Izan lantas mengambil nafas panjang dan menghembuskannya, itu ia lakukan beberapa kali dan jelas tindakannya itu terus diawasi oleh para ikhwan mistis. Kemudian Yai Izan menggerakan tangannya dengan posisi menunjuk. Ia menghitung jumlah ikhwan mistis, lalu setelahnya dahinya mulai mengkerut, memajang ekspresi penuh kebingungan dan "Hmmm hmmm hmmm" Ia mendehem cukup sering.

Roy dan Ivan hanya bisa kemudian saling menatap dan mempertanyakan gelagat aneh dari Yai Izan

"Ini Yai Izan kenapa ko aneh banget ya?" Bisik Ivan.

"Duh gue juga nggak tau, kesambet kali, ssst sstt Le itu Yai kenapa?" Gumam Roy.

"Nggak tau, liat aja dulu dia mau ngapain" Pungkas Bale.

Suasana masih tampak hening, kini Yai Izan mulai memejamkan mata, menjentikan jari dan dari mulutnya terdengar bahwa ia sedang menghitung "Tu, dua, tiga, empat". Para kaum mistis makin tambah heran, namun mereka sama sekali tidak berani mempertanyakan hal apa yang sedang dilakukan oleh Yai Izan, mereka tetap duduk dan tak bersuara. Sampai pada hitungan ke 88, terdengar banyak suara orang berlarian, tepatnya dari arah gerbang kampus

"Aaaaaaaa, toloooooong!" Jerit wanita begitu nyata terdengar. Hal ini sontak membuat para ikhwan mitis geger. Ekspresi keresahan kini mulai menyelimuti mereka. "Gbraakkkk, prannnnng!" Suara piring dan benda lain berjatuhan terdengar di sekre DKM, para ikhwan mistis meski kaget dan resah, tetap  juga diam. Dari selasar masjid kini terlihat banyak burung yang serempak terbang dengan resahnya. Kucing-kucing pun ikut berlarian kesana-kemari, bahkan angsa yang dipelihara kampus berhamburan kabur dari kandangnya. Namun dengan kondisi itu Yai Izan masih saja berdiri dan memejamkan mata.

Para ikhwan mistis lalu merasakan getaran pada kaki mereka. Ya, bumi bergoncang!.

"Gempaaaaaa!" Teriak Ical.

"Wah wah wah kabur kabur!" Teriak Bursh sambil menarik Bale.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun