Mohon tunggu...
Rahman Wahid
Rahman Wahid Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Menggapai cita dan melampauinya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Menebar Cinta Memupuk Karakter

4 April 2019   07:53 Diperbarui: 4 April 2019   07:55 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Cinta guru adalah cinta yang memberi teladan, bukan sekedar bualan. Cinta guru adalah cinta yang layak menjadi pujian, bukan cacian. Cinta guru adalah cinta yang mempersatukan, bukan memperseterukan. Rasa cinta guru adalah faktor utama keberhasilan dalam pembelajaran.

Cinta berarti memahami. Dengan cinta guru mencoba memahami karakteristik setiap muridnya. Dengan cinta, guru akan memperdalam pengetahuan tentang cara mendidik muridnya dengan baik. Dengan cinta, murid akan dianggapnya sebagai anak - anaknya sendiri. Kemauan mencintai murid mutlak diperlukan oleh guru, apalagi guru pada jenjang pendidikan dasar.

Guru tentunya juga harus paham atas tahapan perkembangan murid. Khususnya murid pada jenjang pendidikan dasar. Mereka masih dalam tahap ingin diperhatikan, ingin dihargai, dan tentunya ingin dicintai. Mereka masih belum bisa sepenuhnya lepas dari buaian dan dekapan ibunya. Sebagai gantinya, peran guru adalah harus memberikan murid itu cinta yang sama, yaitu cinta seorang ibu pada anaknya.

 Terkadang cinta memang sulit untuk dideskripsikan. Sulit dikatakan, sulit digambarkan, dan sulit dituliskan, tapi yang jelas kita merasakan kehadiran akan adanya cinta itu. 

Dalam perspektif pedagogik, rasa cinta guru kepada murid akan terdeteksi dari caranya menyikapi murid. Apakah guru tersebut menyikapi setiap permasalahan yang dihadapi dilapangan itu dengan menghamba pada emosi atau dengan menggunakan hati.

Cinta tidak mungkin mencaci atau memaki. Guru yang mencintai dengan murni tidak akan menyelesaikan masalah dengan masalah, namun menyelesaikan masalah dengan bijaksana. 


Hukuman yang diberikan pada murid bukan atas dasar emosi semata, bukan untuk melukai dan menyakiti. Guru yang mencintai dengan murni, memberikan hukuman yang bernuansa edukasi, tanpa meninggalkan dan melupakan esensi hukumannya.

Tujuan pokok utama guru memiliki cinta yang tulus adalah demi muridnya, demi pendidikan, dan demi bangsanya. Guru adalah model sekaligus cerminan segala kebaikan dalam bertingkahlaku. Rasa cinta juga bisa menjadi tolak ukur tingkat integritas dan profesionalisme guru.

Guru yang mendidik dengan cinta menjanjikan output pendidikan yang penuh cinta pula. Output yang dihasilkan adalah buah dari cinta yang tulus, buah dari kerja keras, dan buah dari sebuah upaya yang menguras pikiran. Setiap keringat yang mengalir adalah sumber pahala bagi guru. Apalagi ditambah dengan ketulusannya dalam mencintai muridnya.

Maka guru yang menebar cinta adalah sebaik - baiknya manusia. Ia adalah guru yang memotivasi, menginspirasi, dan menjadi teladan murid - muridnya. Guru yang menebar cinta adalah guru yang dapat memupuk karakter mulia pada diri murid - muridnya. Guru yang menebar cinta merupakan revolusioner peradaban atas nama kemanusiaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun