Mohon tunggu...
Lyfe

Cara Unik Masyarakat Jasinga Rayakan Maulid Nabi

27 Maret 2017   11:55 Diperbarui: 27 Maret 2017   22:00 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tugu Patung Jasinga Kabupaten Bogor

                                                                                                                              

Jasinga, Bogor (17 Maret 2017)-Peringatan hari lahir Nabi Muhammad saw atau Maulid Nabi Muhammad yang jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul awal dalam penanggalan Hijriyah, dirayakan berbagai cara oleh umat islam di Indonesia. Ragam perayaan itu umumnya berakar dari kebiasaan dan adat istiadat daerah setempat. Salah satunya di desa Kalong sawah , Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor. Perayaan Maulid nabi yang dilakukan oleh masyarakat Jasinga yaitu acara Muludan.

Muludan adalah kebiasaan adat daerah Jasinga untuk memperingati perayaan Maulid nabi. Keunikan perayaan ini dapat dilihat dari masyarakat merayakannya. Sebulan sebelum acara masyarakat bergotong royong dan adalam pengisi acara, isi acara pun dari persiapan festival dong dang, latihan sholawat untuk mengisi acara dan mempersiapkan lomba.

Acara Muludan ini dipimpin oleh orang yang di tuakan di daerah Kalong Sawah. Meskipun acara ini dipimpin oleh masyarakat sekitar, tapi semua masyarakat saling bergotong royong, kerja sama yang sangat ditekankan oleh masyarakat ini membuat kekeluargaan yang terjalin begitu kuat. “ perayaan muludan ini sangat penting dilaksanakan, karena kita dapat mengingat sejarah daerah Jasinga dan menumbuhkan rasa kekeluargaan” ungkap Bahtiar Miftah (20) sebagai pemuda masyarakat Jasinga.

Muludan dilaksanakan tepat pada hari Maulid Nabi Muhammad saw, semua keikutsertaan masyarakat dalam acara ini membuat acara Muludan lebih meriah. Keunikan dari acara muludan desa Kalong Sawah yaitu semua masyarakat diharuskan untuk memasak makanan berupa nasi, lauk dan bakakak ayam sebagai makanan khas daerah. Makanan yang sudah dimasak pun langsung dibawa ke Masjid terbesar di daerah tersebut. Makanan yang sudah terkumpul di masjid akan dimakan bersama – sama dengan bertukar makanan antar masyarakat. Meskipun pemerintah tidak terlibat langsung dalam acara Muludan ini, pemerintah Kecamatan Jasinga teteap diundang dan disambut dengan baik dalam acara. “ Kita sebagai pemerintah diundang dan disambut dengan baik dalam acara ini”, ungkap Syamsul bahri sebagai salah satu petugas Kecamatan Jasinga.

Tidak hanya acara tukar makanan, tetapi dalam acara Muludan juga diadakan Festival yang sering dikenal dengan Festival dong dang oleh masyarakat setempat. Acara festival ini dilaksanakan di lapangan desa Kalong Sawah. Uniknya lagi, selain lomba adzan, sholawat, biasanya juga dilaksanakan arak – arakkan patung singa yang di bawa oleh masyarakat setempat. Patung singa sebagai bukti sejarah Kecamatan Jasinga.

Banyak hal yang dapat diambil dari acara Muludan ini, Kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat Jasinga mampu menumbuhkan rasa kekeluargaan yang tinggi dan meninggalkan rasa individualisme antar masyarakat. Saling kerja sama antar masyarakat pun bisa menjadi cpntoh agar masyarakat lain dapat mencontoh kebiasaan baik dari daerah Kalong sawah, Kecamatan Jasinga. (SAR)

           

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun