Kekesalan rakyat terhadap elite-elite politik terutama anggota DPR memuncak pasca meninggalnya Affan Kurniawan pengemudi ojol yang terkena lindasan mobil rantis aparat kamis 28 Agustus 2025. kemudian terjadi kerusuhan besar dan pembakaran fasilitas umum oleh para pendemo di berbagai wilayah di Indonesia hingga menimbulkan korban-korban baru. rentetan peristiwa politik besar ini menandai babak baru konflik antara rakyat dengan elite politik.
Kenaikan gaji anggota DPR RI dan perilaku flexing mereka serta sulitnya mencari pekerjaan untuk generasi muda ditengarai memicu demonstrasi  besar-besaran oleh elemen masyarakat terutama mahasiswa. demonstrasi masyarakat yang awalnya terkonsentrasi di depan Gedung DPR RI Senayan menjadi melebar kemana-mana setelah timbulnya korban. ledakan amarah masyarakat Indonesia atas perilaku pejabat dan kebijakan pemerintah yang banyak merugikan masyarakat hingga menimbulkan kerusuhan dan kekerasan.
Hubungan rakyat dan elite politik yang tidak harmonis dan justru mengarah ke konflik, semakin menjauhi cita-cita ideal bahwa elite politik merupakan representasi rakyat yang dipilih melalui pemilu. tentunya pasca kerusuhan besar ini, relasi rakyat dan elite politik akan mengalami perubahan besar. rakyat memiliki momentum untuk mengkoreksi langsung anggota dewan wakil rakyat seperti ahmad sahroni dan nafa urbach yang sudah dinonaktifkan partai nasdem dan eko patrio dan uya kuya yang dinonaktifkan oleh PAN dan adies kadir oleh Partai Golkar.
Bukan tidak mungkin ke depannya, partai politik akan tunduk dengan kepentingan rakyat setelah mendapat pressure besar langsung oleh gelombang massa. karena hakikatnya kekuasaan adalah milik rakyat dan preferensi rakyat akan sangat ditentukan bagaimana perilaku partai-partai politik terhadap rakyat.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI