Mohon tunggu...
Rahmah Afifah
Rahmah Afifah Mohon Tunggu... Lainnya - Pegiat Literasi - Berbagi Referensi

Catatan Disela Perkuliahan ini sesungguhnya merupakan bagian dari project pribadi. Lahir dari keluh kesah sebagai mahasiswa yang merasa sia-sia, Jika hasil begadangnya hanya tergeletak begitu saja. (2021-2025)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Konsep Berpikir Socrates sebagai Seorang Pengajar

4 Januari 2023   22:10 Diperbarui: 4 Januari 2023   22:18 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Illustrasi Socrates/Canva.com

Socrates merupakan seorang filsuf yang sangat gemar bertanya tapi tidak suka menulis, dalam arti lain ia adalah seorang pengajar yang tak pernah sekali pun menuliskan ajarannya. 

Itulah sebabnya dewasa ini, kita sesungguhnya hanya mengenal dia dari tulisan atau karya para muridnya saja. 

Athena, Sebagai Kelas Pengajaran Bagi Socrates

Socrates beranggapan bahwa seluruh wilayah Athena adalah kelasnya. Terkadang ia bisa saja bertemu dengan sosok yang bisa ia sebut sebagai murid atau pengajar.

Maka dengan pola pikir tersebut ia mampu mendalami pengetahuan dari berbagai keadaan dan situasi di lingkungan sekitar. Adapun metode mencari pengetahuan ini dilakukan melalui tanya-jawab. 

Metode bertanya yang ia gunakan, di dunia pendidikan sekarang lebih dikenal dengan sebutan Inductive definition.

Inductive definition yakni cara bertanya yang dimulai dari hal-hal kecil. Digunakan untuk mengungkapkan pemahaman atau konsep yang lebih besar.

Dengan cara ini maka Socrates dapat mengetahui kebenaran melalui pengalaman orang-orang yang ia tanyai. 

Dari Inductve Definition hingga Kaidah Dialektik

Sedangkan dalam bidang keilmuan psikologi modern digunakan sebagai pedoman pada salah satu bagian dari  Cognitive Behavioral Therapy (CBT).

Termasuk dalam proses tanya jawab tersebut yaitu dapat ditemui adanya campur tangan kaidah dialektik yang ditunjukkan oleh Socrates. Apalagi jika bukan kaidah ironi.

Kaidah ini bertujuan untuk menjadikan subjek tersebut melihat bahwa argumentasi yang ada dalam wacananya dianggap bijaksana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun