Mohon tunggu...
Rahma Dini Lestari
Rahma Dini Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Potensi Utama Medan

Menyukai alam dan bersosialisasi dengan lingkungan dan orang baru. _Dari yang terbaik untuk yang terbaik_

Selanjutnya

Tutup

Medan Pilihan

Fenomena Parbotot sebagai Mata Pencaharian Utama

9 Juli 2022   00:33 Diperbarui: 9 Juli 2022   00:55 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Medan. Sumber ilustrasi: TRIBUNNEWS/Aqmarul Akhyar

Bismillah..

Assalamualaikum warahmatullahi Wabarakatuh

Parbotot adalah pekerjaan atau kegiatan yang mengumpulkan barang-barang bekas yang dapat didaur ulang maupun barang rusak yang dapat digunakan kembali lewat perbaikan.

Barang-barang bekas tersebut biasanya dijual kembali kepada pabrik yang memang khusus untuk mendaur ulang barang bekas tersebut.Barang bekas tersebut bisa berupa seperti,besi ,kaleng,kertas,tembaga, barang yang berbahan plastik dan lainnya.

Kali ini,kita akan melihat dari sisi dan memasuki daerah Kota Medan yang dimana sebagian kecil warganya menjadikan Parbotot sebagai mata pencaharian utama mereka dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pekerjaan parbotot dikota Medan dominan dilakukan oleh Warga Medan Bersuku Batak.

Pekerjaan atau kegiatan parbotot ini juga biasa dilakukan oleh banyak kalangan, seperti lelaki,wanita bahkan anak-anak yang masih sekolah juga ikut andil dalam pekerjaan ini demi memenuhi kebutuhan perut dan kebutuhan hidup lainnya. 

Mengumpulkan barang-barang bekas pun dengan berbagai cara seperti ada yang menggunakan becak barang sepeda ataupun motor berkeliling lingkungan memasuki gang demi gang sambil menggunakan kode teriakkan andalan yaitu " Tott, bototttt!" 

Begitulah kira-kira mereka berteriak untuk memanggil atau menandakan bahwa mereka sedang mencari barang bekas.Jika, ada orang rumah yang mempunyai barang-barang bekas yang sudah tidak terpakai tapi masih bisa didaur ulang maka mereka akan memanggil tukang botot tadi dan menjualnya pada mereka dengan timbangan dan harga barang yang berbeda pula.

Namun, ada juga mengumpulkan barang dengan cara berjalan mambawa goni lalu pergi ke TPA( Tempat Pembuangan Akhir) ataupun tong sampah yang mereka lewati,dengan cara mengais barang-barang yang barangkali masih bisa didaur ulang dan dijual kembali kepada penampungan barang bekas .Hal ini , kebanyakan dilakukan oleh anak remaja ataupun wanita. 

Menjadikan Profesi Parbotot ini adalah sumber pencaharian bagi mereka adalah salah satu Jalan yang dapat mereka lakukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu faktor pendidikan yang tidak tamat sehingga membuat mereka susah untuk melamar dan diterima dalam pekerjaan,

kurangnya wawasan untuk mencari pekerjaan lain,dan karena memang sudah dari keturunan warisan dari keluarga yang turun temurun melakukan pekerjaan parbotot tersebut sehingga membuat mereka meneruskan nya dan enggan untuk mencari pekerjaan lain.

Perjuangan untuk mengumpulkan barang-barang bekas yang bisa mereka jual kembali kepada penampungan juga tidak dijalankan dengan mudah. Di cuaca terik panas matahari,belum lagi Jauhnya perjalanan yang ditempuh dan bahkan rintangan lainnya mereka harus hadapi dan menanggung konsekuensinya.Semua orang bisa melakukannya namun,tidak semua orang bisa menyanggupi konsekuensi yang ada. 

Tapi teman-teman, ketahuilah apapun pekerjaan yang orang lakukan asal itu caranya baik,benar dan halal maka itu tidak hina atau apapun. Orang melakukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan perut mereka ataupun kebutuhan lainnya punya cara yang berbeda.asalkan caranya benar dan Halal yang didapatkan hasilnya maka itu boleh-boleh saja. 

Tidak seharusnya kita bisa memandang mereka yang mungkin penghasilan rendah daripada kita dan pekerjaan mereka kotor,itu adalah hal yang tidak baik untuk dilakukan. Kita tidak akan pernah tahu perjuangan orang untuk menafkahi keluarga nya dengan cara yang benar dan halal. So,stay positif dan jangan memandang sebelah mata yaa sob. 

Terimakasih

Wassalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun