Wilayah lahan basah di Kalimantan terdiri atas hamparan tanah alluvial dan zona gambut yang membentuk ekosistem khas dengan beragam karakter alami. Di sebagian besar area, tanahnya selalu basah, akibat genangan air baik yang sifatnya terus-menerus maupun musiman, mengikuti pola curah hujan serta pasang surut sungai. Keadaan lingkungan yang lembap ini berpengaruh pada komposisi tumbuhan dan satwa, menyebabkan tingginya tingkat keanekaragaman hayati yang ditemukan di kawasan tersebut. Kombinasi antara endapan sungai yang kaya mineral dan akumulasi bahan organik pada lahan gambut menciptakan substrat tanah yang relatif subur, sehingga cocok digunakan sebagai lahan pertanian maupun perkebunan. Selain mendukung kelimpahan vegetasi dan hewan, ekosistem lahan basah juga berfungsi menahan air selama musim hujan dan menjaga ketersediaan air tanah saat kemarau, menjadikannya penting bagi pengelolaan lingkungan dan ketahanan pangan masyarakat Kalimantan. Adapun karakteristik lahan basah sebagai berikut:
Tanah selalu jenuh air, menciptakan kondisi anaerobik.
-
Vegetasi hidrofitik dominan, tumbuh khusus di genangan atau pasang surut.
Berperan sebagai penyaring alami air dan penyangga banjir.
Berdasarkan karakteristik nya, Lahan Basah dikategorikan sebagai berikut:
Kawasan payau (zona peralihan air tawar ke air laut)
Kawasan rawa (air tawar tergenang permanen atau musiman)
Kawasan gambut (lapisan organik tebal)
Lahan buatan (sawah, kolam, saluran irigasi)
Kawasan riparian (jalur vegetasi di tepian sungai)
Lahan organik (tanah kaya humus dan bahan organik)
Dengan adanya Lahan Basah dapat membantu masyrakat sekitar untuk melakukan banya hal contohnya di sektor pertanian, perkebunan, tambak ikan, dan lain lain
namun hampir sebagian masyarakat masih belum paham cara memanfaatkan dan mengolah Lahan Basah, Lahan Basah berfungsi sebagai pemurnian air, penyimpan karbon, dan pelindung pantai, Lahan Basah dapat dibagi menjadi 2 yaitu Laha Basah alami dan buatan
- Lahan Basah alami
Contoh Lahan Basah alami, Rawa rawa, Hutan bakau (mangrove), Rawa gambut, Hutan gambut, Paya paya, Riparian (Genangan di tepi sungai)Â
Sedangkan untuk Lahan Basah buatan adalah:
Sawah,bendungan, kolam ikan, parit dan lain lain yang dibuat oleh manusia
Menurut kusioner yang saya lakukan  setengah dari responden mengatakan kalau meeka memanfaatkan lahan basah di kampung melayu untuk berjualan dan setengah nya lagi untuk jadi tempat wisata
Responden pertama merupakan warga asli kampung melayu, setelah saya menanyakan apa itu lahan basah dan pemanfaatan lahan basah beliau kurang tau, tapi setelah saya kasih tau beliau langsung paham setelah itu saya bertanya apakah lahan basah harus dilestarikan, responden pertama setuju kalau lahan basah harus di lestarikan untuk  generasi yang akan datang di masa depan
Responden kedua yang merupakan warga asli kampung melayu setelah membaca sendiri kertas kuisioner berpendapat bahwa lahan basah bisa digunakan untuk berjualan seperti yang biasanya ada di siring yaitu pasar terapung
Responden ketiga merupakan warga asli Kampung Melayu yang memiliki usaha warung makan, memberikan pendapat kalau lahan basah bisa juga di gunakan sebagai tempat pariwisata asalkan bisa dimanfaatkan dengan baikÂ
Responden keempat merupakan pendatang yang tinggal di Kampung Melayu selama 17tahun, responden ini berpendapat pelestarian lahan basah harus dibantu oleh pemerintah setempat dan di sosialisasikan ke masyarakat sekitar agae lebih paham
Responden kelima, berumur 26 tahun dan warga asli, menyatakan bahwa banyak warga setempat yang belum memahami pentingnya pelestarian lahan basah. Jika lahan ini tidak dilestarikan, generasi mendatang kemungkinan besar tidak akan bisa menikmati lahan basah yang alami dan bersih dari pencemaran.
Responden keenam berpendapat bahwa masih banyak warga yang tidak mengetahui pentingnya pelestarian lahan basah dan sering buang sampah sembarangan. Ia menegaskan bahwa pemerintah harus lebih aktif dalam mengedukasi warga yang belum memahami isu ini sama sekali.
Responden ketujuh merupakan warga asli Kampung Melayu berpendapat jika pemerintah tidak turut andil dalam pemanfaatan lahan basah sama saja hasilnya nihil, jadi pemerintah dan warga harus bekerja sama dalam memanfaatkan dan melindungi lahan basah
Responden kedelapan merupakan warga yang bekerja di Kampung Melayu, beliau berpendapat kalau masih banyak warga dari anak anak sampai orang dewasa tidak tahu betul apa itu lahan basah jadi diperlukan edukasi lebih lanjut dari pihak terkait seperti pemerintah
Responden kesembilan dan kesepuluh, yang merupakan pasangan suami istri, berpendapat bahwa lahan basah dapat digunakan sebagai sawah untuk bercocok tanam dan kolam untuk budidaya ikan.
Kampung Melayu adalah contoh yang nyata bagaimana masyarakat setempat secara adaptif dan multifungsi memanfaatkan lahan basah. Terletak di pinggir sungai, daerah ini menunjukkan bagaimana karakter geografis kota yang banyak dipenuhi lahan basah dapat dioptimalkan untuk berbagai keperluan. Data dari kuesioner yang melibatkan sepuluh responden menunjukkan bahwa
Lahan basah sangat berharga, baik dari segi ekologis maupun sosial. Fungsinya termasuk sebagai tempat menampung air hujan yang membantu mencegah banjir dan sebagai warisan lingkungan untuk generasi mendatang dan melindungi generasi yang akan datang di masa depan.
Pengembangan wisata air seperti kelotok dan ruang terbuka umum di Kampung Melayu membuat kawasan ini semakin menarik sebagai tujuan wisata
Kegiatan ekonomi warga, termasuk berdagang di area wisata, membuktikan bahwa lahan basah mampu mendukung usaha mikro, kecil, dan menengah, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Potensi di bidang pertanian dan perikanan, seperti sawah dan kolam pembudidayaan ikan, juga menjadi alternatif penggunaan lahan yang cocok dengan kondisi geografis Kota Banjarmasin.
Dukungan dari pemerintah kota dalam pengelolaan sangat penting agar keberlanjutan dan fungsi optimal lahan basah sebagai ruang publik dan sumber penghidupan tetap terjaga.
Secara keseluruhan Kampung Melayu merupakan tempat yang wajib di lestarikan lahan basah nya demi generasi yang akan datang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI