Setahun kemudian, akhirnya si ibu sembuh, walaupun tanpa konsultasi dan obat dari dokter. Kedua anaknya dia rawat kembali, bahkan dia melahirkan lagi delapan anak lainnya.
Inilah pentingnya dukungan keluarga. Bayangkan jika suaminya tidak sabar dan malah meninggalkan istrinya atau keluarga besarnya tidak mau membantu dan malah nyinyir. Mungkin si ibu akan seterusnya gila. Rekan saya yang merupakan anak ke sembilan pun mungkin tidak akan pernah lahir.
Kejadian depresi pada orang baru melahirkan atau karena orang merasa kehilangan itu sudah ada sejak dulu, bukan penyakit baru. Hanya saja, dulu orang belum terlalu aware. Kejadiannya juga mungkin tak sebanyak sekarang.
Keadaan dunia saat ini sangat berpengaruh pada meningkatnya penyakit mental. Tekanan sosial dan ekonomi, dampak media sosial yang membuat orang terus menerus membandingkan diri dengan lain. Hal ini berpotensi membuat seseorang menjadi gampang cemas dan merasa kurang baik.
Tuntutan hidup dan kerja yang tinggi serta perubahan gaya hidup yang membuat orang jadi kurang bersosialisasi juga berkontribusi pada meningkatnya penyakit mental di masa sekarang.
Jika kita melihat seseorang tengah berjuang untuk mengatasi penyakit mentalnya, maka jangan nyinyir dulu. Kalau kita ada di posisi mereka pun belum tentu mental kita baik-baik saja.
Dengan adanya Hari Kesehatan Mental sedunia, mari kita belajar untuk lebih peduli pada pentingnya menjaga kesehatan jiwa. Jika kita melihat ada orang di sekitar kita yang sedang berjuang mengatasi masalah mentalnya, lebih baik memberinya dukungan daripada hanya nyinyir.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI