Salah satu tantangan terbesar dalam mendidik anak di abad 21 adalah perkembangan teknologi. Anak-anak kita lahir di era digital. Mereka telah mengenal gadget, internet, dan media sosial dari sejak usia dini.
Teknologi telah memberikan peluang yang lebih mudah untuk mengakses informasi, namun juga menghadirkan resiko yang harus dihadapi. Penggunaan gadget yang tak terkendali dapat menimbulkan distraksi, ketergantungan, dan resiko brain rot. Hal ini selanjutnya berpengaruh pada penurunan fokus dan motivasi anak untuk belajar, menghambat perkembangan sosial anak, bahkan penurunan kognitif.
Oleh karena itu, diperlukan peran orang tua di rumah untuk mengarahkan anak agar perkembangan teknologi yang terjadi menjadi peluang yang bisa diambil untuk menunjang perkembangan dan pembelajaran anak. Peluang terbesar dalam  era digital ini adalah akses yang luas ke berbagai sumber belajar.
Arahkan anak agar tidak hanya menggunakan gadget, internet, dan media sosial hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sumber ilmu pengetahuan. Kini banyak pilihan platform pembelajaran online, video tutorial yang bermanfaat, e-book, atau kursus online untuk meningkatkan keterampilan. Untuk hiburan pun banyak aplikasi dan game edukatif yang dapat dipilih sehingga dapat mengasah kemampuan otak.
Keterampilan sosial juga merupakan kemampuan penting yang harus dimiliki oleh anak-anak sejak dini. Keterampilan ini berkaitan erat dengan kemampuan untuk berinteraksi dengan orang lain, mengungkapkan pendapat, menyelesaikan konflik, dan mengambil keputusan yang tepat.
Untuk mengasah keterampilan sosialnya, anak harus didorong untuk banyak berinteraksi langsung dengan teman-temannya maupun anggota keluarganya. Keterampilan sosial akan membantu anak untuk dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis dan kreatif, serta mempersiapkan mereka untuk menghadapi tantangan di masa depan.
Tantangan lainnya adalah pembentukan karakter. Karakter yang kuat dan tangguh diperlukan agar di masa depan anak kita tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki empati, rasa tanggung jawab, dan ketahanan moral.
Paparan digital dan derasnya arus informasi membawa dampak besar pada pembentukan nilai dan moral anak, sehingga guru maupun orang tua perlu hadir sebagai pendamping yang aktif, membimbing anak agar bijak memilah informasi, menanamkan nilai yang benar, serta menjadi filter moral.
Menurut data dari survei Kementerian Komunikasi dan Informatika pada 14 Juli 2025 menunjukkan bahwa 60% anak usia sekolah menengah di perkotaan sering terpapar konten yang tidak sesuai usia, menjadi indikasi kuat betapa besarnya pengaruh media digital.
Kini, seseorang dapat dengan mudahnya melakukan cyber bullying bahkan pada orang yang belum tentu dikenal secara pribadi. Hal ini tentu saja akan mengikis rasa empati. Selain itu, konten pornografi, hoaks, dan budaya yang bertentangan dengan nilai lokal menyebabkan standar moral yang berubah.
Selain itu, tantangan besar dalam mendidik anak di abad 21 adalah menanamkan kemandirian dan daya juang. Gaya hidup yang serba cepat dan instan membuat anak menjadi kurang sabar dan tekun, serta sulit disiplin.